Sabtu 10 Dec 2016 13:00 WIB

Kemensos Siap Bantu Rohingya

Red:

ACEH -- Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa mengatakan, pihaknya siap menyalurkan bantuan untuk Muslim Rohingnya. Menurut Khofifah, bantuan nantinya tergantung dari koordinasi kementerian terkait.

"Namun, pastinya nanti dikoordinasikan dulu. Koordinasi ada di Kementerian Luar Negeri (Kemenlu)," ujar Khofifah di Aceh, Jumat (9/12). Menurut Khofifah, pemerintah masih memiliki kemampuan dalam memberikan bantuan bagi masyarakat di negara lain.

Saat ini, lanjut dia, pemerintah masih fokus menangani korban gempa Aceh, baik penyaluran bantuan logistik, obat-obatan, maupun bantuan psikososial. Meski begitu, pihaknya tetap yakin pemerintah masih memiliki kemampuan menyalurkan bantuan untuk pengungsi Rohingnya. "Energi kita sebetulnya luar biasa, utamanya untuk saling menjaga kebersamaan saling berbagi antarwarga bangsa," ujar dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan akan mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk Muslim Rohingnya. Presiden meminta kementerian terkait untuk mempersiapkan bantuan itu.

Sementara itu, tim kemanusiaan Dompet Dhuafa telah mendarat di daerah Sittwe, Rakhine, Myanmar, Jumat (9/12). Kedua relawan tersebut akan langsung terjun ke tenda-tenda pengungsian untuk meninjau kondisi para warga. "Kita tim pertama. Besok, kami akan assessment dulu ke tenda-tenda pengungsi Sittwe, pagi hari," kata anggota tim kemanusiaan Dompet Dhuafa untuk Myanmar, Yogi Achmad, kepada Republika, Jumat (9/12).

Ia mengatakan, tim akan langsung bergerak setelah mendapatkan informasi kebutuhan dari penerima manfaat. Ia mencontohkan, apabila warga membutuhkan bahan makanan, tim kemanusiaan langsung membelanjakan bantuan. Hal itu agar pada sore hari bantuan sudah sampai di tenda-tenda pengungsian.

Sedangkan, tim relawan ACT saat ini masih bertahan di Cox's  Bazar, Bangladesh. Bantuan umum yang saat ini diberikan bagi 9.500 pengungsi di sana berupa bantuan pendidikan dan dapur umum. "Sebanyak 200 anak di pengungsian Bangladesh saat ini diberikan pendidikan secara gratis, tenaga pendidik berasal dari relawan guru setempat yang dibiayai oleh ACT," kata Vice President ACT Iqbal Setyarso menjelaskan kepada Republika, kemarin.

Sejak warga Rohingya mengalami penindasan, anak-anak mengalami keterbelakangan pendidikan sehingga bantuan pendidikan sangat penting untuk mereka. Selain guru bantu, ACT juga berusaha untuk memperbaiki sekolah yang kini tak layak pakai. Sekolah tersebut sudah dibangun empat tahun lalu, tetapi mengalami kerusakan parah karena tak ada perawatan.      rep: Dian Erika Nugraheny, Ratna Ajeng Tejomukti, ed: Fitriyan Zamzami

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement