Senin 09 Oct 2017 00:32 WIB

Mau Berhenti Merokok? Begini Caranya

Rep: Nora Azizah/ Red: Endro Yuwanto
Berhenti merokok (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Berhenti merokok (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah banyak kajian yang memberikan cara agar para perokok bisa hidup sehat. Namun sebuah penelitian baru yang dilakukan para peneliti dari University of Oxford, Inggris, memberikan cara cukup mudah bagi perokok untuk berhenti.

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan hanya meneliti dua cara, yakni berhenti merokok dengan mengurangi jumlah konsumsi rokok secara bertahap atau benar-benar berhenti.

"Banyak orang berpikir bahwa dengan mengurangi intensitas merokok atau jumlah konsumsi rokok menjadi cara terbaik," ujar ketua tim peneliti dan juga penulis dari jurnal Annals of Internal Medicine Nicola Lindson Hawley, seperti dilansir dari Time, Ahad (8/10).

Namun dari hasil penelitian, cara terbaik keluar sebagai perokok adalah dengan benar-benar berhenti tanpa menguranginya secara bertahap. Lindson dan tim peneliti melakukan studi terhadap 700 perokok di Inggris dengan konsumsi rokok mencapai 15 batang per hari.

Para relawan perokok kemudian mencatat waktu berhentinya selama dua pekan. Sebagian berhenti tanpa menyentuh rokok lagi, dan sisanya berhenti merokok dengan mengurangi jumlah konsumsi.

Meski demikian, kedua grup tetap diberikan strip nikotin atau nikotin patch, konsultasi, mengganti nikotin dengan beragam produk permen karet hingga penyemprot mulut. Agar penelitian berhasil para ilmuwan mulai mencatat waktu perokok berhenti empat pekan setelah berhenti hingga enam bulan kemudian.

Dari hasil penelitian, 22 persen perokok yang secara total berhenti dinyatakan bebas rokok, sementara 15 persen dari grup yang berhenti secara bertahap juga berhasil berhenti. Namun kenyataannya, para perokok menjawab lebih suka berhenti merokok secara bertahap daripada langsung secara total.

Meski demikian, para peneliti mengatakan bahwa para perokok akan merasakan berhenti secara total lebih baik ketika mereka berniat sudah tidak merokok lagi. Namun, penelitian tersebut tidak mengkaji dampak dari rokok elektrik atau sejenisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement