Sabtu 14 Oct 2017 17:11 WIB

PIKI Kembangkan Intervensi Nonbedah Penyakit Kardiovaskular

Rep: Novita Intan/ Red: Hazliansyah
Penyakit kardiovaskular (ilustrasi)
Foto: Boldsky
Penyakit kardiovaskular (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit kardiovaskular seperti jantung, penyumbatan pembuluh darah dan stroke telah merenggut 17,3 juta nyawa setiap tahun di seluruh dunia. Pada 2030 angka tersebut diprediksi meningkat mencapai 23 juta jiwa. Di Indonesia, penyakit kardiovaskular menjadi penyebab kematian tertinggi yakni sebesar 37 persen.

Ketua Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia, dr. A. Sunarya Soerianata, Sp.JP(K), mengatakan perlu langkah komprehensif untuk mengatasi penyakit kardiovaskular baik pada aspek pencegahan maupun dalam aspek terapeutik termasuk tindakan intervensi jantung baik bedah maupun nonbedah.

"Tindakan intervensi nonbedah dalam penyakit kardiovaskular saat ini di dunia telah mengalami kemajuan luar biasa dan terbukti bermanfaat mengurangi keluhan sakit dan meningkatkan harapan hidup penderita," ujarnya di Hotel Sheraton Gandaria, Jakarta, Sabtu (14/10).

Menurutnya, intervensi nonbedah penyakit jantung di Indonesia telah dimulai sejak lebih dari tiga dekade lalu.

"Indonesia telah mampu melakukan berbagai jenis tindakan intervensi jantung nonbedah dan pembuluh darah yaitu intervensi pembuluh koroner, pembuluh darah besar (aorta) hingga pembuluh darah tungkai," ujarnya.

Intervensi nonbedah ini juga dilakukan pada katup jantung dan penyakit jantung bawaan, penyakit gagal jantung dan bahkan intervensi jantung untuk pencegahan stroke. Para ahli intervensi jantung Indonesia telah berkontribusi menyumbangkan pemikiran dan keterampilan dalam berbagai pertemuan ahli intervensi jantung di negara-negara regional maupun tingkat dunia.

Untuk itu, Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) yang merupakan Kelompok Kerja Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) kembali menyelenggarakan pertemuan ilmiah tahunan ISICAM InaLIVE ke-9 pada 13-15 Oktober 2017. Kali ini diadakan secara bersamaan dengan pertemuan ilmiah Jakarta Cardiovascular Summit 2017 dengan tema Integrative Strategies in Cardiovascular Intervention.

Ketua panitia pelaksana 9th ISICAM InaLIVE, dr. Achmad Fauzi Yahya, Sp.JP(K), FIHA menambahkan, ajang ini untuk merefleksikan perlunya mengintegrasikan temuan klinis, pemeriksaan noninvasif dan invasif dalam memilih teknik strategi intervensi jantung dan pembuluh darah yang paling tepat.

Pertemuan ilmiah bersama ini akan menghadirkan para pembicara terkemuka dalam negeri dan pakar internasional serta dikuti 1.000 peserta baik ahli intervensi jantung, para ahli jantung dan pembuluh darah dan spesialis lain yang berminat, residen spesialis jantung dan pembuluh darah, dokter umum, perawat dan teknisi jantung serta mahasiswa kedokteran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement