Senin 05 May 2014 12:34 WIB

Pentingnya Skrining Kanker Serviks Dini (2-Habis)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.
Foto: Prayogi/Republika
Deteksi dini kanker serviks sebaiknya dilakukan tiga tahun berturut-turut.

REPUBLIKA.CO.ID, Kanker serviks sebenarnya bisa dicegah, baik secara primer maupun sekunder. Pencegahan primer dilakukan dengan mencari informasi.

Vaksinasi dapat membuat tubuh membentuk antibodi. “Vaksinasi dapat mencegah infeksi HPV penyebab kanker berkembang menjadi kanker serviks invasif,” ujar dr Andry SpOG.

Vaksinasi bisa diberikan kepada remaja putri dan perempuan dewasa. Jadwal pemberiannya bulan ke nol, satu atau dua, dan keenam.

Jika penyuntikan pertama berlangsung pada Januari maka penyuntikan selanjutnya boleh pada Februari atau Maret. Vaksinasi terakhir bisa dijadwalkan pada Juni.

Vaksinasi HPV umumnya dapat ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Reaksi setelah vaksinasi biasanya hanya berhubungan dengan tempat penyuntikan, seperti nyeri, kemerahan, dan bengkak yang sifatnya sementara.

Vaksin dengan level antibodi yang tinggi diperlukan untuk memberikan perlindungan jangka panjang dan membentuk antibodi yang tinggi serta bertahan lama.

Sementara itu, pencegahan sekunder bisa dilakukan dengan skrining. Dengan deteksi dini, sel-sel abnormal, lesi prakanker, dan kanker serviks dapat dipantau keberadaannya.

Skrining tentunya tidak dapat mencegah terjadinya infeksi HPV. “Vaksinasi dan screening merupakan perlindungan yang ideal untuk mencegah kanker serviks,” kata Andry seraya mengungkapkan di Indonesia tingkat skrining masih sangat rendah, yakni hanya sekitar lima hingga 20 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement