Selasa 08 Apr 2014 15:47 WIB

Dari Infused Water Hingga Sports Drink, Mana yang Terbaik? (1)

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Infused water
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Infused water

REPUBLIKA.CO.ID, Apa Anda termasuk penggemar infused water? Ini merupakan minuman air putih yang diberi potongan buah, sayur, atau rempah sehingga minuman mempunyai rasa, aroma, dan warna khas.

Minuman ini lebih memberikan cita rasa. Cita rasa alaminya sudah pasti aman. Dengan potongan buah apel, contohnya air menjadi manis. Lalu, dengan potongan jeruk, rasanya menjadi asam segar.

Minuman ini boleh-boleh saja diminum. Potongan buahnya bergantung pada selera individu. Tidak ada ketentuan campuran buah apa ditambah, apa yang bisa memberikan khasiat. “Sebab, zat gizi yang terlarut dari potongan buah tersebut kecil,” kata Ketua Umum Pergizi Pangan, Hardinsyah.

Ada lagi masyarakat yang mengonsumsi jenis minuman yang memiliki derajat keasaman (pH) tinggi. Keasaman air menjadi tinggi dengan proses elektrolisis. Bila diatur lebih banyak ion alkali, pH-nya lebih dari tujuh, sebaliknya bila proses diatur membentuk banyak ion asam, maka PH air yang dihasilkan kurang dari tujuh. “Derajat keasamannya bisa menjadi 7, 8, 9, atau 10,” ujar Hardinsyah.

Air jenis ini bisa membersihkan sesuatu, misalnya, mencuci makanan atau buah yang mengandung pestisida. Pestisida ini bisa bersih karena pH-nya basa. Selain itu, air yang pH-nya tinggi ini terkadang juga dibutuhkan tubuh, contohnya ketika orang sering makan daging, tubuh menjadi berlemak.

Orang yang kerap mengonsumsi daging, pH tubuhnya menjadi asam. “Dengan air yang pH-nya tinggi itu, maka bisa membantu meningkatkan pH cairan tubuh yang rendah tadi,” ungkap Hardinsyah.

Aneka jenis minuman tersebut, menurut Hardinsyah, boleh saja dikonsumsi pada saat-saat tertentu. Akan tetapi, tidak untuk diminum secara rutin. Sebab, segala sesuatu yang berlebihan akan memiliki dampak buruk yang akan terlihat dalam jangka panjang.

Hardinsyah menjelaskan, air yang baik kandungan pH-nya berkisar lima sampai delapan. Jika di bawah angka itu, akan menyebabkan linu pada gigi, erosi email gigi, gigi terlihat kusam, kuning, atau bahkan menghitam.

Sementara itu, jika pH-nya di atas sembilan, akan menyebabkan air terasa seperti air sabun. Selain itu, konsumsi air yang ber-pH tinggi akan menyebabkan gangguan metabolisme tubuh yang akan menggangu kerja organ. Sebab, pH normal cairan darah hanya 6,8 sampai 7,2.

Air ber-pH tinggi memiliki kekurangan. Kandungan mineral akan hilang akibat proses pembuatan air tersebut. Walaupun tidak berdampak langsung pada ginjal, dalam jangka panjang juga tidak baik, bisa mengganggu metabolisme tubuh.

Air ber-pH tinggi atau air alkali sifatnya basa. Sementara, air apa pun yang masuk perut tidak boleh jadi asam. Air alkali yang bersifat basa di dalam perut tetap harus diasamkan.

Perut harus memproduksi lebih banyak asam setiap kali kita minum air alkali. “Ini akan malah merusak lambung karena sifatnya basa,” kata dokter spesialis gizi MRCCC Siloam Hospital, Dr dr Inge Permadhi MS SpGK, menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement