Rabu 12 Feb 2014 14:30 WIB

Perlukah Memiliki Asuransi dari Banjir? (2)

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Melindungi diri dengan memiliki asuransi yang sesuai bisa membantu mengurangi beban finansial jika musibah melanda.
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Melindungi diri dengan memiliki asuransi yang sesuai bisa membantu mengurangi beban finansial jika musibah melanda.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam menghadapi bencana banjir, selain memiliki asuransi jiwa bagi kepala keluarga, kepemilikan asuransi rumah beserta isinya juga penting. Perencana keuangan independen dari Tatadana Consulting, Tejasari, mengatakan biasanya risiko utama yang ditanggung asuransi rumah, di antaranya kebakaran, ledakan, kejatuhan pesawat, dan petir. Sejumlah asuransi juga menawarkan pertanggungan risiko dari musibah lain, seperti banjir dan gempa bumi.

Jika khawatir rumah terkena banjir, sebaiknya menambahkan proteksi asuransi rumah. Asuransikan pula isi rumah untuk menghindari kerugian kerusakan barang-barang berharga di dalam rumah.

Tejasari menyebut premi asuransi rumah biasanya relatif kecil dibanding jenis asuransi lainnya. “Sayang sekali jika kita tidak memilikinya, mengingat manfaatnya cukup besar buat kita,” katanya.

Tejasari berujar, perencanaan keuangan tidak hanya diperlukan oleh mereka yang belum menghadapi banjir. Mereka yang telah tertimpa musibah banjir pun harus merencanakan keuangan pascakebanjiran.

Menurutnya, masyarakat yang baru saja terkena banjir perlu membuat daftar kebutuhan utama keuangan yang tidak bisa ditunda. Misalnya, cicilan rumah dan kendaraan, pendidikan anak, dan keperluan rumah tangga, seperti belanja bulanan, tagihan air, hingga listrik. Untuk pengeluaran pribadi yang sifatnya tidak mendesak, lebih baik ditunda terlebih dahulu.

Alokasikan pula penghasilan untuk membeli obat dan vitamin. Anggaran untuk ini mungkin akan membengkak dibanding biasanya. Selain itu, menjaga kesehatan keluarga sangat penting, apalagi bagi mereka yang baru saja berjibaku dengan banjir.

Anggaran berikutnya yang tak kalah pen ting adalah membeli peralatan kebersihan dan rumah tangga yang rusak. “Harus diprioritaskan kebutuhan utama terlebih dahulu, misalnya mengganti kabel listrik yang terendam air agar tidak membahayakan keselamatan anggota keluarga,” ujarnya.

Menyiapkan anggaran untuk merelaksasi diri dan keluarga dipandang bisa pula dilakukan. Tejasari mengatakan, musibah terkadang melelahkan pikiran. Sehingga bila ada uang berlebih menghibur keluarga dapat menjadi solusi usai banjir berlalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement