Rabu 11 Jun 2014 11:05 WIB

Ayah Muda Mudah Depresi Setelah Kelahiran Anak Pertama

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Agung Sasongko
Bidan, ibu dan bayi.
Foto: AP
Bidan, ibu dan bayi.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pria yang menjadi ayah muda diusia 20 tahunan mengalami peningkatan risiko gejala depresi lebih tinggi ketika bayi petama mereka lahir. Depresi ini terus meningkat lima tahun pertama usia anak, atau ketika mereka memasuki taman kanak-kanak.

"Studi ini tidak berarti bahwa menjadi ayah muda diusia segitu ditakdirkan untuk mengalami depresi klinis. Namun, selama periode tersebut, ada waktu dimana tingkat depesi pria yang menjadi ayah muda meningkat dari biasanya," ujar pimpinan peneliti, Dr Craig Garfield dari Feinberg School of Medicine, Universitas Northwestern di Chicago, dilansir dari Easy Good Health, Rabu (11/6).

Penelitian ini sudah dipublikasikan di Journal of Pediatrics. Studi menunjukkan bahwa 5-10 persen ayah muda mengalami depresi kinis setelah bayi pertama mereka lahir. Studi ini melibatkan lebih dari 20 ribu ayah muda berusia 20 tahunan di Amerika Serikat. Mereka diminta menyelesaikan alat skirining berisi 10 pertanyaan tentang gejala depresi, perasaan mereka apakah bahagia, lelah, atau tidak suka.

Hasilnya, lebih dari 10.600 laki-laki muda dalam penelitian ini yang berusia 24-32 tahun mengalami depresi yang meningkat rata-rata 68 persen selama lima tahun pertama usia bayi mereka. Tren yang mereka tunjukkan berbeda-beda. Peneliti menyimpulkan bahwa depresi muncul dari campuran rasa stres dan perubahan biologis yang datang selama proses kehamilan dan persalinan istri mereka. Tubuh pria memang tidak terpengaruh, namun kehidupan mereka pasti berubah.

Peneliti lainnya, Eric Lewandowski mengatakan ayah muda baru merasa depresi secara bertahap sejak berstatus menikah misalnya. Beban keuangan mereka juga bertambah sewaktu mempunyai anak. Transisi ini bisa menjadi sulit, terutama ketika laki-laki muda yang sudah menjadi ayah di pertengahan usia 20 tahunan. Ayah yang berusia 30 tahunan lebih matang dalam mengelola stres mereka ketika mempunyai anak pertama diusia kepala tiga.

Untuk itu, Lewandowski menekankan pentingnya pasangan muda baru ketika memutuskan untuk mempunyai anak cepat. Di samping rasa suka cita memiliki anak, fakta ilmiah adalah ada respon kurang positif berupa peningkatan depresi pada ayah muda. Oleh sebabnya diperlukan dukungan antara suami istri dalam hidup saling berdampingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement