Jumat 30 Aug 2013 11:07 WIB

Ayah, Tolong Lebih Perhatikan Anakmu

Ayah dan anak/ilustrasi
Foto: dudemeetsdad.com
Ayah dan anak/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini ayah dianggap sebagai kepala keluarga. Di pundaknyalah tugas mencari nafkah buat keluarga berada. Namun mencari uang saja ternyata belum cukup. Untuk menjadi ayah yang baik, ia pun harus bisa memberikan kasih sayang dan meluangkan waktu yang lebih banyak untuk anak-anak, apalagi yang telah berusia remaja.

Setidaknya itulah yang terungkap dari hasil survei yang digelar di Singapura belum lama ini. Melibatkan 748 remaja berusia antara 16 hingga 19 tahun, jajak pendapat itu menyimpulkan bahwa para remaja umumnya menginginkan ayah mereka bisa memberikan kehangatan, bersedia mendengarkan keluhan-keluhan serta menjelaskan alasan jika suatu kali ayah menghukum si anak.

Sayangnya, selama ini tidak cukup banyak ayah yang bersikap seperti itu. Seringkali, ayah dilihat oleh para remaja sebagai sosok yang dingin, menjauhkan diri dari anak-anak serta otoriter. Lalu bagaimana pandangan para remaja itu terhadap ibu? Kata mereka, dalam urusan mendidik atau mengasuh, ibu memang lebih keras ketimbang ayah. Meski demikian, mereka merasa apa yang dilakukan ibu itu didasarkan atas kasih sayang.

Mereka juga mengaku, perhatian yang diberikan ibu kepada mereka lebih besar ketimbang yang diberikan ayah. Mereka juga memuji ibu karena selalu bersedia mendengarkan pelbagai keluhan atau masalah anak, baik masalah besar atau kecil. Disebutkan juga bahwa ibu ternyata hampir selalu mempertimbangkan atau melibatkan anak-anak sebelum mengambil keputusan.

Dalam hal memberi hukuman, para remaja pun melihat ibu lebih simpatik ketimbang ayah. Disebut demikian, karena kalau marah lalu memberi sanksi, ibu nyaris tak pernah menggunakan kekerasan fisik. Dalam hal ini, para ibu lebih sering memilih bersikap diam. Namun justru inilah yang sering membuat anak-anak merasa bersalah, kemudian menyesali perbuatannya.

Pendek kata, para remaja mengidamkan orang tua dan keluarga yang hangat. Sayangnya, tak semua anak bisa berada dalam keluarga seperti ini. Banyak diantara mereka yang justru menjadi bagian dari keluarga yang tidak hangat dan ''gersang'' akan kasih sayang.

Dan menurut survei yang dilakukan oleh Dr Ong Ai Choo, dosen pada National Institute of Education, Singapura ini, anak-anak yang orang tuanya dingin dan ''mahal'' kasih sayang cenderung mempunyai problem perilaku seperti agresif, suka membolos sekolah, menyontek pada saat ujian, kecanduan alkohol, rokok dan hobi tawuran.

''Studi ini sangat penting karena menunjukkan bagaimana ayah dan ibu ternyata mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan sosial dan psikologis anak-anaknya. Studi-studi sebelumnya kan lebih banyak menyoroti peran ibu. Tapi studi ini menekankan bahwa peran ayah pun seharusnya tidak dikesampingkan,'' kata Ong.

Selain itu, studi ini juga bisa memberi manfaat buat para orang tua. Setidaknya, temuan ini bisa menjadi acuan bagi mereka juga pihak sekolah untuk menanggulangi problem-problem disiplin yang kian hari dirasakan kian meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement