Senin 22 Jul 2013 11:09 WIB

Kiat Lebih Akrab dengan Si Remaja

Berbicara dengan ABG/ilustrasi
Foto: asktheinternettherapist.com
Berbicara dengan ABG/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai orang tua, mungkin Anda telah merasa menjalin hubungan yang baik dengan anak. Namun Anda pasti akan kebingungan ketika tiba-tiba saja anak Anda menunjukkan perubahan: dia lebih suka berbicara pada teman-temannya daripada dengan kedua orang tuanya. Apalagi jika pintu kamarnya selalu tertutup. Sebelum usia 11 tahun, anak cenderung menceritakan segala yang ada di benaknya. Orang tua menempati urutan nomor satu, kata Michael Riera penulis Uncommon Sense for Parents with Teenagers. Namun, anak akan berubah ketika memasuki usia remaja. Mereka lebih suka berbicara dengan teman-temannya dahulu, baru kemudian guru atau konselor. Orang tua berada di tempat paling akhir dalam daftar. 

Namun demikian, banyak orang tua mengalami banyak kesulitan ketika berkomunikasi dengan anak mereka. Inilah beberapa kiat untuk berbicara agar anak mendengarkan. 

1. Ciptakan ''iklim mendengar''. Sangatlah sulit mengajak anak duduk berdua untuk kemudian diajak bicara. Tugas orang tua adalah bagaimana menciptakan situasi di mana anak merasa terbiasa duduk bersama orang tua dan berbicara. Untuk itu, ciptakanlah waktu yang teratur di mana Anda dan anak Anda bisa saling berbicara dan mendengar. Makan malam adalah waktu yang paling tepat, namun seringkali diabaikan. Waktu makan malam adalah waktu terbaik bagi keluarga untuk berkumpul. ''Sekilas memang ini sangat sederhana. Namun benar-benar bisa membuat perubahan,'' kata Nancy Rubin, seorang guru dan penulis. 

2. Pelajari ''pembicaraan paralel''. Pembicaraan Anda akan berhasil jika Anda sanggup melakukan pembicaraan aparalel, istilah yang diberikan oleh Ron Taffel, penulis buku Parenting By Heart. Pembicaraan paralel bisa dilakukan di saat Anda dan anak Anda duduk saling berdampingan mengerjakan sesuatu. Penekanannya pada apa yang sedang Anda kerjakan, bukan pada apa yang Anda bicarakan berdua. Percakapan ini digolongkan sebagai non-konfrontasional. Pembicaraan semacam ini seringkali berhasil. Waktu yang tepat adalah saat keluarga menonton televisi bersama. 

3. Jadilah konsultan, bukan manajer. Remaja seringkali merasa enggan ketika mendapat nasihat dari orang tua, meskipun nasihat yang baik. Mereka juga tidak suka jika selalu diperintah dan dimarahi. Mereka tidak suka diberitahu betapa buruknya perilaku yang telah mereka lakukan. Untuk itu, ajaklah mereka berpikir bagaimana mengenali situasi yang ada. Menjadi konsultan berarti mendengarkan ceritanya baru kemudian memberikan beberapa masukan atau pandangan. 

4. Satukan pandangan. Ketika anak mendapatkan masalah, sebisa mungkin Anda dan pasangan mempunyai pandangan yang sama terhadap masalah tersebut. Jangan mencoba berdebat atau bertengkar di hadapan anak mengenai masalah mereka. Tunjukkan bahwa Anda mempunyai pandangan yang sama baik dengan pasangan Anda maupun dengan anak Anda. 

5. Berikan hak ''privacy''. Remaja merasa ingin mempunyai kebebasan. Mereka tidak ingin segala unsur kehidupannya diatur oleh orang tua. Mereka kadang-kadang membutuhkan ''ruang gerak'' sendiri tanpa harus dalam pengawasan orang tua. Namun, tentunya pemberian kebebasan ini tidaklah terlalu longgar karena justru akan berbahaya. Intinya, berikan ruang kebebasan namun masih sambil memonitor perkembangan anak. 

6. Tulis surat. Jika anak Anda berada di luar kota, misalnya kos di kota lain, Anda bisa menulis surat. Mereka menganggap bahwa tulisan Anda lebih benar dibanding apa yang Anda ucapkan. Mereka akan membaca surat Anda berkali-kali. Psikoterapis Ron Taffel mengatakan langkah efektif untuk mengungkapkan apa yang tak didengar anak adalah dengan menulis surat. 

Para ahli percaya bahwa berhubungan dengan anak menjelang usia remaja adalah proses negosiasi, dan komunikasi terbuka adalah kunci utama. Apa yang dibutuhkan anak adalah pembimbing, yaitu seorang yang bijaksana dan dewasa yang bisa dijadikan tempat menampung cerita ketika mereka butuh bantuan. 

Ketika Anda dapat mengisi peran ini, seringkali Anda merasakan jenis kepuasan baru sebagai orang tua. Seperti apa yang ditulis oleh Ellis, seorang psikolog: ''Pelajari anak remaja Anda dan pecahkan masalah mereka, inilah bagian hidup paling membanggakan sebagai orang tua.''

 

sumber : Ribut Wahyudi, S.Pd
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement