Kamis 06 Mar 2014 16:46 WIB

Mengenal Kanker Pada Anak (1)

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Pada anak, kanker sulit dicegah. Berbeda dengan pada dewasa.
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pada anak, kanker sulit dicegah. Berbeda dengan pada dewasa.

REPUBLIKA.CO.ID, Kanker pada anak tidak sama dengan kanker pada orang dewasa. Orang tua anak yang mengidap kanker harus memahami itu.

Kanker pada orang dewasa sifatnya dapat dicegah. Pada anak, hal itu tidak bisa dilakukan.

Bukan berarti orang tua tidak harus mengajarkan anak hidup sehat. Upaya tersebut ditujukan untuk mencegah kanker ketika anak besar.

Deteksi dini merupakan upaya untuk menemukan kanker pada stadium awal. Sayangnya, hingga kini baru satu jenis yang dapat dideteksi dini, yakni kanker bola mata atau dikenal dengan istilah retinoblastoma.

“Jika kanker ditemukan pada stadium awal, kemungkinan untuk sembuh lebih besar dibanding jika baru ditemukan pada stadium lanjut,” ujar dokter spesialis onkologi anak dr Edi Setiawan Tehuteru SpA (K) MHA.

Deteksi dini untuk retinoblastoma disebut Lihat Merah. Pemeriksaannya bisa dilakukan oleh seorang tenaga kesehatan terlatih. Pemeriksaan ini bisa dilakukan di puskesmas, tidak harus rumah sakit, dengan menggunakan alat ophthalmoscope, yakni alat untuk melihat bagian dalam mata anak.

Jika mata anak dalam kondisi normal, pemeriksa (melalui alat ophtalmoscope) akan melihat warna merah terpantul dari mata si anak. Sebaliknya, jika pemeriksa tidak melihat warna merah maka orang tua dianjurkan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.

Edi menyebut retinoblastoma bisa terjadi pada anak usia balita. Orang tua diharap mau memeriksakan anaknya sekali dalam setahun selama masih dalam usia balita.

Kanker darah atau leukimia, kata Edi, merupakan jenis kanker yang paling banyak dijumpai pada anak-anak. Ada beberapa gejala yang bisa diperhatikan orang tua dalam kasus leukimia pada anak, yakni wajah anak pucat, sering demam tanpa diketahui penyebabnya (akibat rendahnya kadar sel darah putih atau leukosit), dan pendarahan.

Pendarahan dapat terjadi pada kulit, gusi, atau mimisan. “Bila dijumpai ketiga gejala ini atau paling tidak dua di antaranya, maka anak dapat dicurigai terkena leukimia,” katanya.

Selain itu, dapat juga dijumpai gejala lainnya, seperti kejang, pembengkakan gusi, nyeri tulang, perut terlihat membesar, dan testis tampak membesar dan keras.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement