REPUBLIKA.CO.ID, Bisa memberikan air susu ibu (ASI) merupakan kebahagiaan terbesar bagi seorang ibu. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. Memberi ASI tidak sekadar memenuhi nutrisi bayi, tapi juga membangun kedekatan ibu dan anak, serta menghindarkan ibu dari risiko berbagai penyakit. Namun, sampai kapankah ASI sebaiknya diberikan kepada bayi? Apakah ASI bisa terus menerus diberikan sampai anak memutuskan berhenti sendiri?
Pakar laktasi dr Asti Praborini SpA, IBLC, mengatakan ASI idealnya diberikan hingga bayi berusia dua tahun. Alasannya, agama tepatnya Alquran menjelaskan kalau menyapih itu dilakukan di usia dua tahun. Keterangannya tertera dalam surah al-Baqarah ayat 233, Luqman ayat 14, dan al-Ahqaf ayat 15.
Surah al-Baqarah ayat 233 menyebutkan , “Para ibu hendaklah menyusukan anakanaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan...”. Begitu juga dalam Alquran surah Luqman ayat 14. Ayat tersebut menjelaskan, “Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun...”.
Sedangkan, dalam surah al-Ahqaf ayat 15 menyebut, “Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tunya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan...”.
“Dengan asumsi bayi dalam Islam paling muda dilahirkan dalam usia kandungan enam bulan. Ditambah 24 bulan menyusu, jadi sama dengan 30 bulan,” kata Asti. Jadi, dari ketiga surat tersebut Allah memang menghendaki menyapih anak pada usia dua tahun.
Dari segi medis, Asti mengatakan penelitian menggambarkan bahwa ASI tidak pernah habis secara kuantitas dan tidak pernah buruk dari segi kualitas. Karena, Allah menjaga kualitas ASI. Namun, bayi pada umumnya memasuki masa oral pada usia dua tahun. Artinya, kesenangan yang diperoleh dari aktivitas mengisap itu hanya sampai pada usia dua tahun.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
