REPUBLIKA.CO.ID, Jika menemukan kulit Anda kemerahan, jangan anggap remeh. Ada kemungkinan Anda mengalami sakit yang bernama actinic keratosis. Menurut dokter Herman Cipto SpKK, kepala Subbagian Tumor Kulit FKUI/RSCM, actinic keratosis atau disebut juga solar keratosis merupakan benjolan atau bentol yang terdapat pada permukaan kulit karena penumpukan selaput tanduk, dan sisik di kulit akibat selaput tanduk yang terkelupas. Benjolan akibat penumpukan selaput tanduk serta sisik di kulit ini biasanya dijumpai pada bagian muka, lengan bawah bagian depan dan bagian tubuh lainnya yang terbuka misalnya telinga, leher, dan bibir.

Gangguan kulit ini umumnya menimpa orang-orang yang terpapar sinar matahari. Tapi yang paling rentan adalah mereka yang kulitnya sensitif dan sedikit memiliki pigmen. Mereka yang bermata biru atau abu-abu serta berambut pirang (blonde) juga berisiko tinggi terserang actinic keratosis ini. 

Sebenarnya, kasus actinic keratosis di Indonesia jarang sekali terjadi. Ini karena mayoritas penduduk Indonesia memiliki kulit berwarna. ''Khusus di RSCM, hanya ada satu sampai lima kasus saja per tahun.''

Namun karena jarangnya kasus keratosis di Indonesia, dokter terkadang sulit untuk mendeteksi. Karena itu, Herman menyarankan agar segera memeriksakan diri ke dokter bila menemukan benjolan pada kulit yang mencurigakan dan tak tahu itu gejala apa. Kecepatan bertindak, menurut Herman, merupakan hal yang sangat penting karena bisa mencegah penyakit ini semakin parah dan menyebar ke bagian tubuh yang lain. Tindakan yang cepat ini juga bisa mencegah dampak yang lebih buruk lagi yaitu kanker kulit. ''Walau memang berkembangnya penyakit ini menjadi kanker kulit, biasanya dalam kurun waktu satu atau sepuluh tahun. Tapi, tindakan cepat tetap diperlukan.''

Pengobatan yang biasa dilakukan dalam menangani actinic keratosis adalah menghancurkan benjolan dengan listrik, atau dengan cairan dingin berupa cairan nitrogen, atau pembedahan. Pengobatan yang tepat dan tuntas bisa memberikan kesembuhan total, walau kemungkinan kambuh tetap ada. ''Sebab kulit kan cenderung selalu terkena sinar matahari.''

Untuk itu, melakukan tindakan pencegahan dengan menghindari paparan sinar matahari langsung, mutlak pula dilakukan. Misalnya saja, dengan melindungi kulit dengan tabir surya, pakaian lengan panjang, mengenakan topi, atau payung jika keluar rumah di tengah terik matahari terutama antara pukul 09.00 hingga 15.00 WIB. ''Selain itu, jilbab yang dikenakan para muslimah juga bisa melindungi kulit dari sengatan sinar matahari,'' demikian Herman. 

Ikuti Whatsapp Channel Republika