Sabtu 03 Aug 2013 07:58 WIB

Bayi Anda akan Selamat Jika Mengonsumsi Ini

Ibu menyusui
Foto: momrising.org
Ibu menyusui

REPUBLIKA.CO.ID, PBB---Dana Anak PBB (UNICEF) pada Kamis (1/8) meluncurkan Pekan Pemberian ASI Dunia dengan menyerukan kepemimpinan yang kuat untuk mendorong praktek yang merupakan cara paling efektif dan murah guna menyelamatkan nyawa seorang anak.

"Tak ada satu pun campur tangan yang memiliki dampak setinggi itu buat bayi dan ibu seperti pemberian ASI dan yang berharga sangat murah buat pemerintah," kata Wakil Direktur Pelaksana UNICEF Geeta Rao Gupta. "ASI adalah 'imunisasi pertama' bagi bayi dan penyelamat nyawa yang paling efektif serta murah."

Kepemimpinan kuat itu mendasar, kata badan PBB tersebut di dalam siaran pers, sebab kurang separuh dari semua anak yang berusia enam bulan memperoleh manfaat dari pemberian ASI eksklusif, kendati banyak manfaat yang diberikannya bagi ibu dan anak. UNICEF dan WHO menyarankan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan anak dan dilanjutkannya pemberian ASI selama dua tahun atau sesudahnya.

Anak yang secara eksklusif mengkonsumsi ASI, memiliki kemungkinan 14 kali lebih besar untuk selamat di enam bulan pertama hidupnya dibandingkan dengan anak yang tak diberi ASI, kata UNICEF. Ditambahkannya, dimulainya pemberian ASI pada hari pertama setelah kelahiran dapat mengurangi risiko kematian bayi sampai 45 persen.

Pemberian ASI juga mendukung kemampuan anak untuk belajar dan membantu mencegah kegemukan serta penyakit kronis di belakang hari. Berbagai studi baru-baru ini di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan penghematan besar biaya perawatan kesehatan dari pemberian ASI, sebab anak yang diberi ASI lebih jarang sakit dibandingkan dengan anak yang tidak diberi ASI.

Selain itu, ibu yang secara eksklusif memberi ASI memiliki kemungkinan yang lebih kecil untuk hamil dalam enam bulan pertama setelah melahirkan. Mereka juga pulih lebih cepat setelah melahirkan, dan kembali ke berat sebelum kehamilan lebih cepat. Bukti memperlihatkan mereka juga mengalami lebih sedikit depresi pasca-kelahiran dan memiliki risiko lebih kecil untuk terserang kanker indung telur dan payudara di belakang hari, kata UNICEF.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement