Jumat 17 May 2013 11:40 WIB

Mimpi Punya Kulit Putih Mulus Jadi Malapetaka Bila...

Rep: Fenny Melisa/ Red: Endah Hapsari
Kulit sehat lebih penting daripada kulit putih
Foto: tescomagazine.com
Kulit sehat lebih penting daripada kulit putih

REPUBLIKA.CO.ID, Punya kulit putih dan mulus boleh jadi merupakan impian banyak perempuan. Namun, apa jadinya bila mimpi berkulit putih itu berubah menjadi malapetaka karena yang muncul adalah wajah hitam dan berjerawat? Itulah yang terjadi bila kita menggunakan produk kecantikan yang mengandung merkuri.

Merkuri atau air raksa merupakan unsur kimia yang kerap digunakan dalam kosmetik. Penggunaan merkuri sangat berbahaya karena bisa merusak tubuh, terutama jika digunakan dalam waktu lama. Selain merkuri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahan-bahan berbahaya yang kerap terkandung dalam produk kecantikan, yaitu hidrokinon, retinoat, dan resorsinol.

Kepala BPOM Lucky S Slamet mengatakan, merkuri memang dapat membuat kulit menjadi lebih putih. Namun, zat ini dengan cepat juga membuat wajah menjadi merah dan menghitam. "Merkuri sama sekali tidak boleh digunakan," katanya.

Untuk hidrokinon, Lucky menjelaskan, umumnya digunakan sebagai obat dengan resep dokter dan tidak digunakan untuk bahan kosmetik. Hal ini karena penggunaan hidrokinon secara terus-menerus dapat menyebabkan iritasi kulit. Asam retinoat dapat mengikis kulit, menyebakan iritasi, dan cacat pada bayi. Sedangkan, resorsinol dapat menyebabkan iritasi.

Dosen Farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Sugiyanto memaparkan, merkuri merupakan zat yang paling berbahaya karena bisa menimbulkan kerusakan sel saraf jika digunakan terus-menerus dan terserap ke dalam tubuh. Adapun hidrokinon, asam retinoat, dan resorsinol merupakan bahan untuk membuat obat. "Tidak semua produk yang seolah-olah membuat senang itu baik,” kata Sugiyanto.

Lucky pun berharap masyarakat tidak keliru dalam memilih produk yang beredar. Kosmetik yang berbahaya itu biasanya diperjualbelikan melalui online, salon, hingga di klinik kecantikan. Harga produk-produk itu pun lebih dari Rp 500 ribu. "Kami imbau kepada masyarakat agar bertanya dahulu apakah produk kosmetik tersebut sudah terdaftar di BPOM atau belum," ujar Lucky.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement