Jumat 20 Dec 2013 14:19 WIB

Lulu Elhasbu, Banting Setir dari Model ke Desainer

Rep: Nora Azizah/ Red: Endah Hapsari
Lulu Elhasbu
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Lulu Elhasbu

REPUBLIKA.CO.ID, Berkecimpung selama 10 tahun di dunia mode membuat Lulu Elhasbu tak mu dah berpaling dari dunia ini. Setelah meng awali kariernya sebagai model, kemudian mendirikan agensi khusus model Mus limah, kini Lulu merambah profesi perancang busana Muslimah.

Motivasinya sangat besar untuk terus mengabdi pada bidang ini. “Masa sebagai model pasti ada pensiunnya,” katanya. Menjadi perancang busana Muslim kemudian dipandang sebagai pilihan karier yang tepat. Keputusan Lulu itu sebenarnya terbilang nekat. Pendidikan di bidang desain tak pernah ditempuhnya. Karyanya pun berlandaskan pengalaman saja, meski sedari kecil ia sudah kerap mendesain busana.

Bersama tiga perancang busana Muslim lainnya, Lulu Elhasbu kemudian diberi kesempatan menampilkan rancangannya pada Jakarta Islamic Fashion Show lalu. Rancangan Elhasbu, label milik Lulu, bersanding dengan karya Dian Pelangi, Ria Miranda, dan Ghaida Tsurayya. Ini menjadi peragaan busana pertamanya. Label Elhasbu berdiri sejak akhir tahun lalu. Bila sebelumnya Lulu bermitra dengan orang lain, sekarang ia bekerja sendiri dalam meraih pasar.

Berada di garis karakter edgydan feminin, rancangannya hadir berbeda. Seperti gaun dibuat untuk dipasangkan dengan jaket. Unik dan cenderung berbeda.

Kemajuan Elhasbu tergolong cukup pesat. Belum genap setahun berdiri, Elhasbu sudah meraih pasar luar negeri melalui penjualan online. Penggemar dari Malaysia dan Singa pura kerap melakukan pemesanan. Bahkan, ada pesanan dari Kanada serta Amerika Serikat. Melihat pasar yang positif menanggapi karyanya, idenya mendesain semakin menggebu. Tak ada kata berhenti untuk berkreasi. Busana Muslim dikatakannya bisa diciptakan dengan melihat kebutuhan tanpa harus menjiplak.

Demi memuaskan pelanggan, desainnya diperbaharui tiap satu hingga dua bulan sekali. “Soalnya pelanggan selalu minta edisi terbaru,” kata Lulu yang juga menjual bajunya di Muse101 FX Senayan, Jakarta.

Bicara mengenai persaingan, Lulu tidak menutup mata. Tetapi dia percaya, kualitas tidak mungkin berdusta. Kepercayaan konsumen yang loyal padanya menjadi kartu yang selalu dipegang erat. Baginya, tanpa rasa percaya tidak ada ikatan setia antara penjual dan pembeli.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement