Senin 09 Sep 2013 07:17 WIB
Pilkada Bogor

Rachmat Yasin Unggul Hitung Cepat Pilbup Bogor

Bupati Bogor Rachmat Yasin
Foto: Republika/Yasin Habibi
Bupati Bogor Rachmat Yasin

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR - Pasangan calon incumbent bupati Bogor Rachmat Yasin (RY)-Nurhayanti unggul dalam perhitungan cepat versi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) meraih 64,68 persen suara, disusul pasangan Gunawan Hasan-Muhammad Akri Falaq sebesar 19,46 persen.

Selanjutnya, pasangan Karyawan Faturachman-Adrian Aria Kusuma meraih 9,86 persen suara dan tempat terakhir diraih pasangan Alex Sandi Ridwan-Hengky Tarnando sebesar enam persen. “Pasangan incumbent ini bisa dipastikan menjadi pemenang dalam Pemilukada Kabupaten Bogor. Tapi, tentunya hasil resmi ada pada rekapitulasi KPU Kabupaten Bogor,” kata peneliti LSI Ade Mulyana, Ahad (8/9).

Menurut Ade, perhitungan cepat menggunakan metode multistage random sampling dengan jumlah sampel tempat pemungutan suara (TPS) sebanyak 260 TPS dari total 7.716 TPS. Sampel dipilih dan tersebar secara profesional berdasarkan jumlah pemilih dan dipilih secara acak di seluruh wilayah Kabupaten Bogor. Hasil penghitungan cepat tersebut diambil setelah data masuk mencapai 99,23 persen dengan tingkat kesalahan (margin error) sekitar satu persen. Adapun tingkat partisipasi pemilih sebesar 60,38 persen.

Direktur Riset LSI Arman Salam menyatakan, kemenangan Rachmat Yasin (RY) dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Kabupaten Bogor sudah bisa diprediksi sebelumnya saat LSI melakukan survei pemilihan. “Sebelum pemilukada dimulai, pasangan incumbent ini sudah jauh mengungguli tiga kandidat lainnya. Dan dari survei terakhir per Agustus 2013, RY tetap berada di urutan pertama,” kata Arman.

Menurut Arman, kemenangan Rachmat Yasin dilihat dari tren selama ini, dukungan terhadap politisi PPP tersebut selalu konsisten. Selain itu, kepuasan terhadap kinerja kepemimpinan Rachmat Yasin di periode sebelumnya dinilai berhasil sehingga memberikan tingkat kepuasan yang tinggi di masyarakat. “Dari segi penilaian kepribadian, RY pun lebih disukai,” ujarnya.

Arman menambahkan, meski hasil resmi perhitungan menunggu rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor namun dari pengalaman LSI melakukan penghitungan cepat sebanyak 203 kali di seluruh Indonesia, hasilnya tidak jauh berbeda dengan perhitungan akhir KPU daerah. “Hasil hitung cepat LSI hanya selisih kurang lebih satu persen saja,” katanya.

Ia mengatakan, pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golongan putih (golput) pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Bogor mencapai 40 persen. Arman menilai, ini ironis karena jumlahnya sekitar 1,2 juta orang dari tiga juta pemilih. “Banyak alasan yang menimbulkan golput mulai dari jenuh dengan politik hingga pragmatisme (politik uang),” kata Arman.

Angka itu juga lebih besar dari prediksi LSI yang hanya 35 persen. Menurutnya, angka golput sebesar 40 persen bisa jadi merupakan gabungan masa mengambang dengan pemilih yang sudah mempunyai pilihan namun batal memilih karena berbagai faktor. Selain karena masalah teknis, tren golput saat ini juga golput poitik. Pemilih tidak memilih karena tidak sesuai dengan pandangan politik pemilih. Namun, jika dibandingkan lima tahun lalu, golput kali ini lebih rendah. n antara ed: muhammad fakhruddin

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement