Rabu 13 Jun 2012 10:18 WIB

Hidayat Luruskan Fitnah Anti Maulid

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hafidz Muftisany
Hidayat Nur Wahid
Foto: hidayatdidik.com
Hidayat Nur Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Dalam kunjungannya ke Tegal Parang malam tadi, Calon gubernur DKI nomor urut 4, Hidayat Nurwahid sempat meluruskan fitnah yang menyebut dirinya dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 'antimaulid' dan 'antitahlil'. 

Tuduhan dan fitnah itu sempat dialamatkan kepada Hidayat pekan lalu, Kamis (7/6) dari orang yang diduga oknum petugas dari Dinas Sosial (Dinsos) DKI Jakarta, di wilayah Kampung Kandang, Kelurahan Ragunan, Jakarta Selatan. 

Pelaku meneriakkan 'PKS antimaulid, PKS antitahlil' dengan pengeras suara dengan mobil suku Dinsos, DKI Jakarta. Namun menurut Hidayat, tuduhan tersebut sangat tidak beralasan karena dirinya kerap menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sahabat Hidayat, Soleh Rahmani yang juga tokoh masyarakat Mampang mengungkapkan, walaupun berbeda aktivitas, dirinya dan Hidayat tetap menekuni jalan dakwah.

"Sekarang, saya dan Ustadz Hidayat tetap sama-sama memperjuangkan dakwah, namun cara dan jalannya agak berbeda," ungkap Soleh yang juga sempat belajar bersama Hidayat di Madinah, Arab Saudi, Selasa (13/6).

Soleh juga menyampaikan harapan agar Hidayat bisa berhasil dalam pemilukada Juli mendatang, karena diharapkan kemenangan tersebut akan sangat membantu perjuangan dakwah.

Menjaga Etika

Menanggapi peristiwa yang diduga bagian dari kampanye hitam itu, Cagub Hidayat Nur Wahid hanya bisa mengelus dada. Dia sangat menyayangkan fitnah-fitnah seperti itu masih saja terus dikembangkan untuk kepentingan politik sesaat. 

“Fitnah seperti itu biasanya muncul menjelang Pemilu atau Pilkada. Itu bukan barang baru. Tetapi yang saya sayangkan hal itu bisa terjadi juga di Jakarta,” ujar dia beberapa waktu lalu.

Hidayat berharap, semua pihak tidak mengembangkan fitnah untuk mencapai tujuan tertentu. Karena hal itu bukan saja bertentangan dengan semangat demokrasi, tetapi juga dilarang keras dalam agama. 

“Kasihan masyarakat jika selalu disuguhi dengan fitnah dan beragam kebohongan hanya karena tujuan politik. Ini sangat tidak sehat di era demokrasi seperti sekarang,” imbuh Hidaya.

Dia berharap, masyarakat tidak terprovokasi dengan kampaye hitam dan fitnah-fitnah yang disebarkan untuk kepentingan kelompok atau kandidat tertentu. 

“Saya kira masyarakat Jakarta cukup cerdas untuk memilih dan memilah, mana informasi yang fitnah, mana informasi sampah, dan mana informasi yang benar,” urai Hidayat.

Sebagai tindak lanjut dari kejadian itu, pihak Hidayat Didik akan melaporkan hal itu kepada Panwaslu DKI Jakarta. “Jika ada aparat yang terlibat kita akan minta supaya yang bersangkutan ditindak tegas,” katanya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement