Ahad 17 Aug 2014 13:40 WIB

Ketika Risma Kalah Lomba Makan Kerupuk

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Agung Sasongko
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-69 agaknya berkesan untuk seorang Wali Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Tri Rismaharini. Ini karena ia menjadi peserta lomba makan kerupuk bersama dengan peserta Asian Fashion Week (AFW) 2014.

Awalnya, Risma hanya menjadi inspektur upacara HUT kemerdekaan Indonesia ke-69 di halaman Balai Kota Surabaya, Ahad (17/8). Dengan mengenakan Pakaian Dinas Upacara (PDUP) berwarna serba putih, perempuan yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya dalam amanatnya berpesan supaya masyarakat Surabaya menjaga empat pilar kebangsaan yaitu pancasila, undang-undang dasar (UUD), Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika.

Pada kesempatan itu, Risma juga berterima kasih karena penyelenggaraan pemilihan umum legislatif maupun pemilihan presiden (pilpres) 2014 beberapa waktu lalu yang berjalan lancar. Setelah upacara selesai, perempuan berkerudung ini sempat berjalan-jalan dan melihat penyelenggaraan lomba di halaman Taman Surya yang letaknya tidak jauh dari tempat dilangsungkannya upacara.

Ketika melihat peserta AFW 2014 yang akan mengikuti lomba makan kerupuk, Risma dibujuk wartawan untuk mengikutinya. Setelah dibujuk-bujuk, Risma akhirnya luluh dan mengikuti lomba memakan jajanan khas Indonesia itu. Wali kota yang berhasil meraih penghargaan nasional dan internasional ini menjadi peserta lomba makan kerupuk bersama warga Surabaya dan juga peserta AFW 2014.

Meski panas matahari cukup terik, Risma pantang menyerah. Dengan sebuah kerupuk yang digantung dengan tali merah putih, Risma terus berusaha memakan kerupuk dengan diameter sekitar 15 sentimeter itu.‬ ‪"Aduh sulit ya ternyata (makan kerupuknya)," kata Risma sambil tertawa, Ahad.

Saking susahnya, badan Risma sampai berputar-putar untuk memakan kerupuk itu. Setelah lomba dinyatakan berakhir, Risma ternyata tidak dapat menghabiskan kerupuk itu. Ketika ditanya perasaannya, perempuan ini nampaknya tidak kecewa. Ia bahkan menjawab bahwa perjuangan memakan kerupuk tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan merebut kemerdekaan pada zaman penjajahan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement