Selasa 15 Mar 2011 12:19 WIB

Berkunjung ke Borobudur, Kini Wajib Bersarung Batik Lo...

Borobudur
Borobudur

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG - Wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diwajibkan mengenakan kain motif batik berupa sarung khusus. General Manajer PT Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB), Pujo Suwarno, di Borobudur, Selasa, mengatakan mereka wajib mengenakan sarung saat mengelilingi candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun sekitar abad ke-8 masa Dinasti Syailendra itu.

Dia mengatakan TWCB menyiapkan sekitar 10 ribu lembar kain sarung batik untuk dikenakan para wisatawan baik nusantara maupun mancanegara saat naik candi di antara aliran Kali Elo dengan Progo itu.

"Apa yang kami namakan Program Sarungisasi ini untuk pelestarian dan meningkatkan penghargaan terhadap Candi Borobudur sebagai karya agung nenek moyang Bangsa Indonesia dan warisan peradaban dunia," katanya.

TWCB juga menyiapkan dua pos dengan total sekitar 40 petugas yakni Pos I di tangga naik pelataran candi, tempat wisatawan mulai mengenakan sarung dan Pos II di tangga turun pelataran candi, tempat pengunjung melepas sarung.

Ia menjelaskan, petugas pos membantu wisatawan saat mengenakan sarung sebelum naik ke candi dan melepasnya saat mereka meninggalkan pelataran candi.

Petugas telah mendapatkan pelatihan secara khusus untuk melayani wisatawan terkait dengan program sarungisasi tersebut. Uji coba program itu pada Februari hingga Mei 2010.

"Ternyata memakai sarung batik saat di candi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan sehingga kami realisasikan," katanya.

TWCB juga menyediakan layanan pembelian sarung batik naik Candi Borobudur sebagai cendera mata di Museum Kapal Samuderaraksa TWCB seharga Rp 150 ribu per lembar.

Pelaksanaan program itu bersama waktunya dengan pemberlakuan pendampingan pengunjung selama di Candi Borobudur.

Ia menjelaskan, program pendampingan itu bagian dari penataan dan pembenahan manajemen kunjungan, pengaturan alur pengunjung, dan waktu kunjungan.

"Muaranya kepada pelestarian candi dan pemanfaatan yang baik dengan tidak melepaskan dari kepentingan konservasi Borobudur," katanya.

Pihaknya menyiapkan seorang petugas untuk mendampingi setiap 30 wisatawan selama berkeliling di Candi Borobudur. "Petugas mulai Pos I hingga Pos II Sarungisasi mendampingi wisatawan dan mengarahkan jalur kunjungan di candi sehingga alur pengunjung lebih teratur," katanya.

Ia menjelaskan tentang ketentuan dua jalur kunjungan yang terdiri atas Jalur Hijau (Lantai I, III, V, VII) pukul 06.00-07.00 WIB, 08.00-09.00, 10.00-11.00, 12.00-13.00, 14.00-15.00, 16.00-17.00 WIB, dan Jalur Kuning (Lantai I, II, IV, VII) pukul 07.00-08.00, 09.00-10.00, 11.00-12.00, 13.00-14.00, 15.00-16.00 WIB.

Pengaturan itu, katanya, membuat wisatawan lebih nyaman saat berkunjung di candi yang dibangun dari tatanan sekitar dua juta batu andesit tersebut.

"Wisatawan tentu akan lebih nyaman dan aman, tidak lagi berdesak-desakan, terutama saat musim liburan. Selain itu pengunjung tidak sekadar menuju puncak candi," katanya.

TWCB juga membagikan kepada wisatawan berupa brosur panduan jalur kunjungan antara lain berisi tentang tata tertib selama mereka di Candi Borobudur.

 

-----------------------------------

Anda punya pengalaman mengesankan saat mengunjungi tempat-tempat wisata menarik? Kirimkan tulisan Anda beserta foto-foto ke: [email protected]. Tulisan disertai identitas jelas pengirim.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement