Jumat 21 Oct 2011 10:47 WIB

Menyingkap Keindahan dan Keunikan Dieng Plateu

Dieng Plateu
Foto: Foto-foto: Nyanyu/PicnicHolic
Dieng Plateu

Sepuluh jam perjalanan Jakarta – Wonosobo mengantarkan kami ke dataran tertinggi di Pulau Jawa, yaitu Dieng. Melewati jalan menanjak yang berkelak-kelok, terbentang pemandangan eksotis yang memanjakan penglihatan sejauh mata memandang. Hijaunya perbukitan dan perkebunan, langit biru yang cerah, masyarakat lokal yang masih beraktifitas, menyatu dalam harmonisasi alam yang berimbang.

Sepanjang jalur menuju Dieng ini, semua pemandangan terasa begitu menarik, begitu alami.  Hawa dingin langsung menyambut kami, menggantikan hawa panas yang dirasakan sepanjang perjalanan. Sore itu, diawal Juli, suhu di kawasan Dieng berada pada kisaran 18 derajat Celcius. Menurut masyarakat setempat, suhu terdingin biasanya pada bulan Juli – Agustus, dimana suhu saat  malam hari bisa mencapai titik terendah hingga nol derajat Celcius.

Embun-embun terlihat mengkristal di rerumputan pada bulan tersebut. Bagi para petani di sana, suhu terendah ini bisa menjadi musuh yang mengancam karena merusak tanaman perkebunan mereka. Memang selain mengandalkan sektor pariwisata, penduduk lokal juga mengandalkan hasil perkebunannya sebagai mata pencaharian. Kentang, kubis, dan carica merupakan tanaman andalan dari daerah ini.

Dataran Tinggi Dieng atau terkenal dengan Dieng Plateu, masuk dalam kabupaten Banjarnegara dan kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Banyak obyek wisata yang bisa kita lihat di sekitar daerah ini. Kearifan lokal masyarakat setempat dan budaya Kejawen yang masih kental tampak sangat terasa saat kita berkunjung.

Daerah yang terkenal dengan legenda ‘anak rambut gembel’ ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang luar biasa, namun juga makanan khas daerah setempat yang belum tentu bisa ditemukan di tempat lain. Mie Ongklok, Carica, Purwaceng dan panganan kentang adalah beberapa kuliner yang bisa dinikmati di kawasan Dieng. Kentang Dieng pun terkenal enak dan renyah, bahkan dalam keadaan tidak diolah, kentang tersebut mampu bertahan selama empat bulan.

Anak Rambut Gembel

Dataran Tinggi Dieng menyimpan keunikan yang hingga kini masih bisa kita saksikan. Beberapa anak yang tinggal di Dieng mempunyai rambut gembel.  Rambut mereka menggumpal seperti rambut yang berbulan-bulan tidak dicuci dan disisir. Namun, tidak semua anak di Dieng mempunyai rambut gembel.

Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab gembel pada beberapa anak-anak di Dieng. Rambut gembel tersebut terbentuk bukan karena kesengajaan ataupun faktor genetika, Rambut gembel biasanya muncul setelah si anak mengalami demam tinggi dan disertai mengingau saat tidur. Menurut mereka, gejala demam ini tidak bisa diobati sampai akhirnya anak akan sembuh dengan sendirinya dan setelahnya rambut menjadi kusut.

Biasanya anak rambut gembel akan diruwat jika sudah ada permintaan dari si anak. Masyarakat setempat meyakini bahwa permintaan ruwat adalah permintaan dari Dewa. Permintaan apa pun yang diminta si anak rambut gembel saat ia minta diruwat, haruslah dipenuhi. Jika tidak, maka anak akan menjadi gila.

Uniknya, setelah di ruwat, rambut anak akan tumbuh normal kembali seperti sedia kala. Ruwatan ini merupakan proses pengguntingan rambut dengan prosesi adat yang panjang dan melibatkan banyak orang dan tokoh adat.

Obyek Wisata

Berwisata ke Dieng, kita bisa mengunjungi beberapa obyek wisata hanya dalam satu hari saja. Obyek wisata tersebut saling berdekatan dan mudah dijangkau. Obyek wisata tersebut antara lain:

Kawah Sikidang

Kidang dalam bahasa Jawa berarti Kijang. Kawah ini masih aktif mengeluarkan semburan lava panas dan gas. Gelembung-gelembung yang muncul di dalam kawah tampak berpindah-pindah atau lompat seperti Kijang. Bau belerang yang sangat menyengat, membuat beberapa pengunjung menggunakan masker kain agar pernafasan mereka tidak terganggu.

Telaga Warna

Telaga yang sering berubah warna ini selalu menjadi incaran wisatawan karena keindahannya. Perubahan warna terjadi akibat ganggang yang hidup di dalam telaga.  

Komplek Candi Arjuna

Lima candi berdiri secara sejajar dengan latar belakang lansekap yang sangat menarik. Komplek Candi Arjuna terlihat cantik karena dikelilingi taman-taman yang terawat rapi. Candi-candi yang sudah berusia ribuan tahun ini merupakan candi tertua di Pulau Jawa. Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembrada merupakan candi yang masih berdiri kokoh di antara 19 candi yang lainnya yang sudah hancur.

Suasana segar karena pemandangan yang hijau, menjadikan komplek candi ini  terasa damai, romantis dan jauh dari kesan mistis. Pepohonan dan jalan setapak diatur sedemikian rupa untu memudahkan wisatawan berjalan mengelilingi komplek candi ini.

Museum Kailasa

Melalui teater mini dan display berbagai benda-benda purbakala, kita seakan diajak untuk ‘menikmati’ Dieng secara utuh, baik sejarahnya, kehidupan masyarakat dan budayanya, maupun segala keunikan lainnya.

Gunung Sikunir dan Danau Kecebong

Golden sunrise menjadi pemandangan yang paling spektakuler apabila berhasil mendaki Gunung Sikunir. 45 menit pendakian saat subuh yang sangat dingin akan terbayarkan dengan pemandangan yang sangat indah. Matahari terbit di antara bukit, menyatu  dengan pemandangan desa-desa di bawah kaki bukit dan tumpukan awan yang begitu dekat dengan tubuh kita.

Turun dari Sikunir, kita bisa santai di danau Kecebong sambil menikmati minuman hangat ataupun gorengan kentang dari beberapa penjaja disana

Kuliner

Jangan sampai tidak mencoba makanan khas Dieng jika berkunjung ke sini. Manisan Carica, yang dikemas dalem botol bening, memberikan kesegaran setelah kita lelah beraktifitas. Carica adalah sejenis buah pepaya yang hanya tumbuh di Dieng.

Untuk mengisi perut kosong cobalah Mie Ongklok ataupun panganan dari kentang. Mie Ongklok, yang disajikan dengan kuah panas dan sate daging sapi, sangat pas menemani hawa dingin Dieng. Jika mau mencicipi makanan ringan, silahkan mencoba Tempe Kemul dan kentang goreng yang banyak dijual oleh penduduk lokal disana. Terakhir, Teh Purwaceng. Purwaceng adalah tanaman yang dianggap mampu meningkatkan vitalitas dan stamina.

Kawasan wisata Dieng merupakan daerah yang mudah untuk dikunjungi. Kendaraan umum bisa mengantar kita hingga ke lokasi wisata. Penginapan berupa homestay juga mudah ditemukan dengan harga yang sangat terjangkau.

Jika ingin berkunjung ke Dieng dengan kendaraan umum, carilah bis atau kereta api jurusan Wonosobo/Banjarnegara. Selanjutnya dari Wonosobo bisa naik angkutan umum yang menuju Dieng. Keramahtamahan penduduk setempat, senantiasa membuat diri kita lebih nyaman untuk bertanya jika ragu dengan arah ataupun dengan kendaraan yang akan dinaiki.

Nyanyu Partowiredjo, pelaku wisata

[email protected]

Rubrik ini bekerja sama dengan PicnicHolic

www.picnicholic.webs.com

@PicnicHolic

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement