Sabtu , 06 May 2017, 18:31 WIB

Kemenpar Promosikan 'Wonderful Indonesia' di Inafest 2017

Red: Didi Purwadi
Antara/Zeynita Gibbons
Pengunjung mencari informasi di Paviliun Indonesia bertema Wonderful Indonesia pada sebuah pameran di luar negeri. (ilustrasi)
Pengunjung mencari informasi di Paviliun Indonesia bertema Wonderful Indonesia pada sebuah pameran di luar negeri. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus tebar pesona untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman). Kini giliran perhelatan Inafest 2017 untuk menyelenggarakan Indonesia Week pada tanggal 20-26 Mei 2017 di Oriental Peral Tower, Shanghai, Cina.   

Deputi Pemasaran Mancanegara, I Gde Pitana didampingi Asdep Pengembangan Pasar Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu mengatakan, promosi pariwisata melalui promosi Wonderful Indonesia pada Inafest 2017 merupakan dukungan Kementerian Pariwisata pada KJRI Shanghai yang bekerja sama dengan Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM).

”Kegiatan ini akan berupa pameran produk Indonesia dan panggung seni budaya Indonesia. Di tempat yang sama juga akan diselenggarakan pameran foto destinasi wisata Indonesia dan festival kuliner. Ini acara sangat menarik,” ujar Pitana.

Vinsensius menambahkan dukungan Kementerian Pariwisata pada kegiatan ini adalah berupa printing foto- foto destinasi untuk pameran foto, booth Wonderful Indonesia ukuran 3x3 m sebanyak 4 buah, panggung kecil di pameran foto beserta sound systemnya, backdrop panggung outdoor dan indoor. Ada juga tim kesenian sebanyak 7 orang, yaitu 1 orang Batik Carnival dan 6 orang penari. Lainnya berupa materi promosi pariwisata seperti roll banner dan juga souvenir.

”Promosi pada kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan citra wisata Indonesia di mata masyarakat Cina, sehingga dapat berkontribusi pada meningkatnya kunjungan wisatawan mancanegara, khususnya dari Cina ke Indonesia,” ujar pria yang biasa disapa VJ itu.

Acara Kegiatan
VJ memaparkan tujuan kegiatan ini adalah promosi terpadu antara trade, tourism dan investment. Melalui kegiatan ini diharapkan ada penambahan daya jangkau dan daya penetrasi pada pasar baik untuk kepentingan perdagangan ekspor, menarik wisatawan mancanegara dan menarik penanaman modal asing di Indonesia.

Untuk rincian kegiatannya, Indonesia Festival akan diselenggarakan di Oriental Pearl Tower yang merupakan ikon Kota Shanghai. Kegiatan pada tanggal 20-21 Mei 2017 ini akan berupa pameran produk Indonesia dan panggung seni budaya Indonesia.

Di tempat yang sama, KJRI juga akan menyelenggarakan “Pameran Foto Sepuluh Destinasi Wisata Indonesia” dan “Festival Kuliner” selama sepekan yakni dari tanggal 20 hingga 26 Mei 2017.

”Nanti dalam acara ini, kami juga akan mempromosikan produk fashion khas Indonesia, yaitu batik. Kami akan menghadirkan desainer asal Indonesia beserta hasil karyanya yang dapat dilihat di Yuz Museum,” beber VJ. Acara tersebut akan digelar pada tanggal 20–26 Mei 2017. Sementara, fashion show digelar tanggal 23 Mei 2017 di tempat yang sama.
 
VJ berharap acara ini akan membuka kontak dengan komunitas fashion di Shanghai sehingga terjalin business-to-business contact. ”Selain itu, tujuan dari kegiatan ini adalah mempromosikan film Indonesia, mempertemukan pelaku usaha industri perfilman Indonesia untuk membahas kemungkinan kolaborasi produksi film antara produsen film Cina dan Indonesia,'' katanya.

''Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan Indonesia sebagai destinasi pengambilan film dengan menampilkan lokasi-lokasi wisata Indonesia, sehingga menjadi bagian promosi wisata Indonesia, karena memang Tanah Air kita lengkap, semuanya ada,” jelasnya.

Pintu Pembuka
Menteri Pariwisata, Arief Yahya mengatakan, turisme adalah pintu pembuka trade and investement yang paling efektif. Turisme sebagai driver pada sektor perdagangan dan investasi.

Kini, Menpar Arief Yahya sedang membangun 10 Bali Baru atau 10 destinasi prioritas yang sudah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo. Jika orang nomor satu sudah komit, maka semua lembaga dan kementerian yang terkait dengan bidang tersebut secara otomatis pasti akan ikut mendukung.

Seperti diketahui, Cina adalah pasar potensial dan sudah ditetapkan sebagai pasar utama pariwisata Indonesia. Saat ini posisinya sudah nomor satu inbound ke Indonesia. Cina menggeser Singapura, Malaysia, Australia, Jepang, dan Korea.

“Tahun 2019, proyeksi kami adalah 20 juta wisman masuk ke Indonesia. Sebanyak 50%nya atau 10 juta di antaranya berasal dari Cina. Karena itu, promosi pariwisata di Cina menjadi sangat penting untuk dikembangkan,” ujar Arief Yahya.