Selasa 09 Jan 2018 18:03 WIB

Konsumsi Parasetamol Saat Hamil Merusak Kesuburan Anak

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Indira Rezkisari
Parasetamol.
Foto: Wikimedia
Parasetamol.

REPUBLIKA.CO.ID, SKOTLANDIA -- Mengonsumsi obat dengan kandungan parasetamol dan ibuprofen saat hamil diperkirakan dapat mengganggu hormon prostaglandin E2. Hormon ini memiliki peran penting dalam pengembangan sistem reproduksi janin.

Sebuah studi memperingatkan wanita mengonsumsi parasetamol sebagai obat demam tinggi atau mengurangi rasa sakit, dapat meningkatkan risiko merusak kesuburan anak perempuan mereka. Para ilmuwan dari Universitas Edinburgh di Skotlandia menemukan ovarium manusia yang terpapar parasetamol selama sepekandi laboratorium menyebabkan kehilangan hingga 40 persen sel telur mereka.

Menurut laporan periset, seperti yang dilansir dari Indian Express, Selasa (9/1), jika efek ini terjadi di rahim, bisa berarti bayi perempuan yangterpapar obat umum akhirnya terlahir dengan sel telur lebih sedikit. Mereka akan mempunyai waktu yang sedikit untuk hamil dan menyebabkan menopause dini. Tampaknya hal itu terjadi karena parasetamol dan ibuprofen mengganggu hormon prostaglandin E2.

"Studi ini mengidentifikasi risiko potensial menggunakan parasetamol atau ibuprofen, walaupun kita tidak tahu persis efeknya terhadap kesehatan manusia atau berapa jumlah dosis yang bisa membahayakan kesuburan," kata profesor Universitas Edinburgh, Richard Sharpe.

Sementara itu anak laki-laki yang belum lahir juga bisa terkena efek bila terpapar parasetamol dan ibuprofen. Namun tidak seperti perempuan, mereka tetap memproduksi sperma sepanjang mereka. Artinya bahaya kesuburan mereka tidak begitu serius.

Penelitian yang dipresentasikan pada konferesi Fertility 2018 di Liverpool menyebutkan, tim tersebut menguji efek parasetamol dan ibuprofen padatestis janin manusia dan ovarium selama sepekan. Periset menghitung sel kumayang berubah menjadi sperma dan telus.

Di ovarium, jumlah sel telur hingga 40 persen, sedangkan di testisjumlah sel kuman berkurang lebih dari seperlima. Temuan ini mendorong peringatan baru bagi wanita hamil agar menggunakan parasetamol bila diperlukan dan penelitian terus dilakukan lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement