Sabtu 06 Jan 2018 05:16 WIB

Gastroenteritis VS Keracunan Makanan, Apa Perbedaannya?

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Sakit Perut (Ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Sakit Perut (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa Anda pernah merasa sakit perut atau mual yang tak terkendali? Atau Anda sebenarnya sedang terkontaminasi atau keracunan makanan? Rabia De Latour, MD, ahli gastroenterologi di NYU Langone Health menyatakan perbedaan diantara keduanya mungkin rumit karena Anda mungkin tidak menyadari bahwa Anda telah berhubungan dengan seseorang yang sedang sakit.

Sementara keracunan makanan muncul dalam waktu satu sampai delapan jam makan. Anda tidak akan mendapatkan gejala flu perut sampai 24 hingga 48 jam berada di sekitar orang yang Anda tangkap belum juga menunjukkan gejala. “Ada masa inkubasi. Mereka menjalar dan agak menular,” kata Dr De Latour.

Gastroenteritis (flu perut) dan keracunan makanan gejalanya terlihat hampir identik seperti sakit perut, mual, muntah, dan diare. Neal Shipley, MD, direktur medis Northwell Health GoHealth Urgent Care menjelaskan satu tanda Anda keracunan makanan adalah demam tinggi.

"Penyakit virus kurang agresif," katanya. Temui dokter jika Anda demam tinggi, mengeluarkan muntah dan tinja berdarah, atau gejala Anda tidak membaik dalam dua hari.

Jika gejalanya tidak serius, coba susun langkah Anda untuk mengetahui apakah Anda makan sesuatu yang telah ditinggalkan terlalu lama atau belum dimasak dengan matang. Jika ada orang lain yang makan bersama Anda dengan makanan yang sama, ada kemungkinan Anda semua mengalami keracunan makanan, kata Dr De Latour.

Baik flu perut dan keracunan makanan diperlakukan dengan cara yang sama yakni minum banyak cairan bening dan mengenalkan kembali makanan hambar. Dr De Latour menambahkan flu perut disebabkan oleh virus, namun keracunan makanan bisa berasal dari virus, bakteri, atau parasit.

Pengobatan flu perut dengan antibiotik (yang hanya bekerja melawan bakteri) tidak akan membantu gejala Anda sama sekali. Efek samping yang paling umum dari antibiotik adalah sakit perut atau diare. Sebagai gantinya, dokter mungkin meresepkan obat yang khusus dirancang untuk mengatasi sakit perut atau merekomendasikan produk OTC.

Dr De Latour menyarankan untuk mencuci tangan lebih sering akan membantu menangkal baik flu perut dan keracunan makanan. Anda akan terjaga dari kuman orang sakit di luar agar tidak masuk dalam tubuh Anda dan menghindarkan makanan yang terkontaminasi silang saat memasak, dilansir dari Reader's Digest.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement