Jumat 05 Jan 2018 16:09 WIB

Tren Air Mentah Muncul, Amankah?

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Air minum.
Foto: Pixabay
Air minum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gagasan melahap segala yang tidak dimasak berkembang beberapa tahun terakhir. Kini muncul tren minum air yang tidak dimasak. Tren kesehatan untuk minum air mentah namun telah dicap berpotensi mematikan oleh para ahli.

Permintaan air yang tidak diolah dan tidak steril telah melejit di beberapa bagian di Amerika Serikat. Pihak berwenang mengatakan bahwa bakteri E. coli dalam air dapat mengandung bakteri, virus, dan parasit serta senyawa penyebab kanker.

Perusahaan menjual air tanpa filter ke seluruh Amerika Serikat dan kegemaran itu sangat populer di Silicon Valley dengan harga sekitar 60,99 dolar AS (Rp 818 ribu) untuk 2,5 galon. New York Times melaporkan bahwa satu perusahaan yang menjualnya di San Diego telah melihat penjualannya meningkat dua kali lipat setiap tahun sejak diluncurkan tiga tahun lalu saat 'gerakan kesadaran air' tumbuh.

Tren dimulai dari kampanye 'looking to get off the water grid' untuk menghindari penambahan fluorida, yang mereka anggap beracun, dan karena pipa timah yang digunakan dalam perawatan air. Mereka mengatakan proses tersebut menghilangkan mineral bermanfaat dan bakteri sehat.

Seseorang menggambarkan ketentuan publik sebagai 'minum air dengan obat-obatan KB di dalamnya'. Investigasi Times menemukan, air baku populer di West Coast dan lainnya di seluruh negeri.

Perusahaan perintis seperti Live Water di Oregon, dengan jargon pengiriman yang mudah dari mata air pegunungan murni dan juga alat untuk mengumpulkannya secara mandiri, dan Tourmaline Spring di Maine telah muncul dalam beberapa tahun terakhir.

Perusahaan Arizona Zero Mass Water, memasang sistem yang memungkinkan orang mengumpulkan air hujan mereka sendiri, mulai menerima pesanan pada November dari seluruh AS.  Di Rainbow Grocery, sebuah koperasi di San Francisco, Kalifornia, satu merek air mentah sangat populer sehingga sering kehabisan stok.

Mukhande Singh, pendiri Live Water, percaya bahwa air publik telah diracuni. Ia mengatakan kepada Times, "Air keran? Anda minum air minum dengan obat KB di dalamnya. Chloramine, dan di atas itu mereka memasukkan fluoride. Panggil saya seorang ahli teori konspirasi, tapi ini obat pengontrol pikiran yang tidak bermanfaat bagi kesehatan gigi kita," katanya dilansir dari laman Daily Mail, Jumat (5/1).

Namun, Dr Donald Hensrud, direktur Program Hidup Sehat di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, mengatakan dibutuhkan perawatan bagi air. "Tanpa perawatan air, ada risiko akut dan kronis," ungkapnya.

Risikonya adalah E. coli, virus, parasit dan senyawa karsinogenik. Ia mengatakan, ada bukti di seluruh dunia ini dan alasan mengapa orang tidak memiliki kondisi tersebut adalah karena pengolahan air sangat efisien.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, minum air yang terkontaminasi menyebabkan lebih dari setengah juta kematian akibat diare setiap tahun. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan persediaan air minum di AS termasuk yang paling aman di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement