Sabtu 04 Nov 2017 05:01 WIB

Olahraga Lari Bikin Bahagia, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Olahraga lari  (ilustrasi)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Olahraga lari (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BIRMINGHAM -- Olahraga lari diklaim bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan mental, meredam depresi dan kecemasan, serta membuat seseorang lebih bahagia. Temuan itu terungkap pada sebuah studi mendalam oleh institusi Inggris England Athletic.

Dari 13 ribu pelari baru yang disurvei, 74 persen merasa kondisi mentalnya lebih baik dan 90 persen bahagia mengikuti olahraga lari berkelompok. Studi menjelaskan aspek ilmiah dari kondisi tersebut, seperti dikutip dari Mens Health berikut.

Peran sel otot khusus

Ketika seseorang berlari dan kecepatannya melampaui tingkat kenyamanan, sel otot khusus mulai mengeluarkan dua hormon peningkat mood bernama endorfin dan anandamide. Ini adalah cara alami tubuh memberi penghargaan kepada Anda karena tetap aktif.

Laju anandamide

Anandamide dengan mudah mencapai sel otak, sementara proses bagi hormon endorfin masih cukup jauh. Anda harus berlari lebih jauh dengan tambahan waktu agar keduanya mencapai level yang sama, membuat seseorang lebih bugar sekaligus menikmati proses berlari.

Batasi sensor nyeri

Dua hormon peningkat mood sekarang sudah membanjiri tubuh yang sekaligus berfungsi membatasi sensor rasa sakit bernama nociceptors dari sumsum tulang belakang. Itu sebabnya seseorang lebih terpacu mengabaikan rasa sakit dan lelah pada tahapan ini.

Endorfin mencapai otak

Hormon kebahagiaan yang bernama endorfin mulai mencapai area pre-frontal dan limbik otak, sehingga atlet merasa senang saat berlari. Semakin banyak endorfin mencapai area ini, seseorang akan mulai merasakan euforia dan ingin merencanakan rute berikutnya.

Tahap kecanduan

Ketika seseorang selesai berlari, dopamin yang berkontribusi pada nafsu dan kecanduan berikatan dengan reseptor di otak. Neurotransmiter alias zat yang menyampaikan pesan antarsaraf tersebut mengirimkan getaran kebahagiaan pada otak yang membuat Anda ingin berlari lagi pada kesempatan selanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement