Ahad 27 Aug 2017 05:01 WIB

Ketik Depression, Google Sediakan Kuesioner Deteksi Depresi

Rep: Sri Handayani/ Red: Israr Itah
Depresi. Ilustrasi
Foto: Sciencealert
Depresi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam pekan ini, ketik kata depression di mesin pencari Google dan lihat apa yang terjadi. Mesin pencari tak hanya akan menyediakan jurnal-jurnal hasil penelitian, namun juga kuesioner berbasis klinis. Program ini merupakan kerja sama dengan Aliansi Nasional tentang Gangguan Mental (NAMI).

Pada pekan ini, pengguna akan diminta melakukan tes PHQ-9 berbasis klinis di bagian atas hasil pencarian. Jika mereka melakukan tes ini, mereka akan mendapat pertanyaan penilaian depresi standar, misalnya seberapa sering merasa sedikit tertarik atau senang melakukan sesuatu atau jika mereka sulit konsentrasi.

Langkah ini tak mengherankan bagi Google. Perusahaan itu telah menyatakan mereka ingin lebih konsentrasi pada masalah kesehatan dan kesejahteraan. Bulan ini Google berinvestasi sebuah startup yang mengubah smartphone menjadi alat diagnostik kesehatan.

Ini seakan memenuhi kebutuhan para pengguna telepon pintar yang mulai beralih dari mesin pencari ke hal yang lebih praktis. Bagi NAMI, kerja sama ini merupakan kesempatan untuk menanamkan kesadaran mental.

“Kami ingin memberikan informasi kepada masyarakat. Jadi mereka bisa tahu apakah mereka perlu memeriksakan diri. Mengetahui skor PHQ-9 bisa membantu mereka,” kata Direktur Medis NAMI Ken Duckworth kepada Huffington Post.

CEO NAMI Mary Giliberti mengatakan, statistik menunjukkan orang dengan gejala depresi mengalami rata-rata penundaan 6-8 tahun dalam mendapatkan pengobatan setelah timbul gejala. Ia percaya, kesadaran akan depresi dapat membantu memberdayakan mereka dan mengupayakan pengobatan lebih cepat.

Layanan ini membantu masyarakat menemukan apakah mereka mengalami gejala depresi. Namun, perlu diingat bahwa pemeriksaan dari Google tak dapat menggantikan fungsi dokter. Ini hanya langkah pertama dan bukan pengganti diagnosis resmi. Duckworth berharap cara ini dapat memberikan wawasan dan pengalaman, mengurangi stigma, dan mendorong orang untuk pergi ke dokter terkait.

Saat ini adalah hampir 300 juta orang di seluruh dunia hidup dalam depresi. Beberapa di antaranya mungkin tidak menyadari tingkat keparahan gejala yang mereka alami.

"Depresi adalah krisis kesehatan masyarakat. Tapi banyak orang tidak mencari pertolongan dan banyak orang tidak tahu bahwa mereka hidup dengan itu. Kondisi kesehatan mental bisa diobati. Inilah mengapa mendapatkan informasi itu penting. Kami ingin orang membuat pilihan kesehatan yang lebih baik untuk kehidupan mereka,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement