Senin 14 Aug 2017 13:31 WIB

Gangguan Tidur Selama Hamil Picu Kelahiran Prematur

Rep: Rossi Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Ibu Hamil
Foto: pixabay
Ilustrasi Ibu Hamil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian baru menunjukkan gangguan tidur pada wanita, seperti  apnea dan insomnia, meningkatkan risiko melahirkan sebelum waktunya. Temuan ini dapat memberikan dokter peringatan dini dari kelahiran prematur.

Hal ini juga bisa memberikan tim medis kesempatan, untuk meminimalkan risiko kelahiran prematur, jika gangguan tidur dapat dikelola secara efektif selama kehamilan. Menurut tim dari University of California San Francisco, penelitian memberi petunjuk pada gangguan tidur, di tengah-tengah perubahan tidur normal yang biasanya terjadi selama kehamilan.

Studi ini menjadi yang pertama untuk meneliti efek insomnia pada kehamilan, dan memastikan faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap kelahiran prematur. Para peneliti menggunakan desain case-control. Yakni, perempuan ditempatkan berdasarkan pencocokan faktor risiko, termasuk merokok dan hipertensi, dengan gangguan tidur.

"Ini memberi kami lebih percaya diri bahwa temuan kami tentang kelahiran dini di antara wanita dengan tidur yang tidak teratur, benar-benar disebabkan oleh gangguan tidur, dan bukan pada perbedaan lain antara wanita dengan dan tanpa gangguan ini," kata peneliti utama Jennifer Felder, dilansir dari laman Sciencealert, Senin (14/8).

Hasilnya, berdasarkan studi terhadap 2.265 wanita dengan gangguan tidur, dan jumlah pencocokan yang sama, cukup jelas adanya kemungkinan kelahiran prematur (sebelum usia kehamilan 37 minggu) adalah 14,6 persen, untuk wanita yang didiagnosis dengan gangguan tidur selama kehamilan, dibandingkan dengan 10,9 persen untuk mereka yang tidak.

Sementara kemungkinan kelahiran prematur awal (sebelum 34 minggu), lebih dari dua kali lipat untuk wanita dengan apnea, dan hampir dua kali lipat untuk wanita dengan insomnia. Tingkat persalinan preterm sekitar 10 persen di Amerika Serikat, dan komplikasi kesehatan yang terkait dengan kelahiran prematur, ini adalah cara potensial untuk menurunkan persentase tersebut, dan menyelamatkan nyawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement