Kamis 29 Jun 2017 10:41 WIB

Bahaya Menggunakan Kembali Botol Plastik

Rep: Novita Intan/ Red: Esthi Maharani
Sampah botol plastik bekas air mineral. (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Sampah botol plastik bekas air mineral. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Minuman dalam botol plastik memang memberikan kesan simple dan mudah dibawa kemana saja. Design botol yang unik serta minimalis tidak jarang membuat para peminumnya menyimpan botol tersebut untuk kembali digunakan. Untuk menghilangkan aroma dan rasa, biasanya botol akan dicuci terlebih dahulu lalu kemudian digunakan hingga berulang-ulang kali. Tanpa disadari kebiasaan ini akan berdampak buruk bagi kesehatan. Botol plastik bekas yang digunakan berulang-berulang berpotensi menyebabkan penyakit.

Seperti dilansir Independent, Kamis (29/5) sering mengisi ulang botol plastik dengan air untuk minum, justru akan berdampak buruk. Hal tersebut karena botol plastik air mineral dirancang untuk sekali pakai, sehingga jika digunakan terus-menerus berpotensi melepaskan bahan kimia dan bakteri berbahaya. Secara khusus, bahan yang ditakutkan adalah tentang Bisphenol A (BPA) yang digunakan untuk pembuatan plastik dan diperkiran mengganggu hormon seks.

"Kimia tertentu yang ditemukan dalam botol plastik memiliki efek tertentu pada setiap sistem tubuh diantaranya memengaruhi ovulasi, meningkatkan risiko masalah dorongan hormon seperti PCOS, endometriosis dan kanker payudara, dan lainnya," ujar dr. Marilyn Glenville pada Good Housekeeping.

National Health Service di Inggris juga sudah mengkonfirmasi bahwa BPA berpotensi untuk bermigrasi ke minuman. Namun, belum ada penelitian yang cukup jelas terkait bagaimana BPA memengaruhi manusia. BPA kemungkinan menyerupai hormon dan mengganggu sistem kelenjar endokrin, yang melepaskan hormon di sekitar tubuh.

Selain BPA, hal lain yang perlu diperhatikan adalah bakteri dalam botol air. Sebuah studi yang dilakukan oleh Treadmill Reviews melakukan uji coba laboratorium pada botol air yang telah digunakan oleh atlet selama seminggu dan menemukan bahwa jumlah bakteri yang ada di dalamnya rata-rata mencapai 900 ribu koloni per centi meter persegi. Jumlah bakteri yang lebih banyak daripada yang ditemukan di toilet. Selain itu, 60 persen dari kuman tersebut dapat menyebabkan manusia sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement