Senin 17 Apr 2017 13:22 WIB

Aktivitas Sibuk di Usia Tua Membuat Otak Tetap Cerdas

Rep: Novita Intan/ Red: Esthi Maharani
Orangtua asyik main internet (ilustrasi)
Foto: orangtua.org
Orangtua asyik main internet (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Seiring berjalannya waktu, otak manusia akan mengalami penuaan dan penurunan fungsi. Namun hal ini bisa diperlambat dan dicegah jika Anda rajin merawat dan membuat otak tetap aktif.

Seperti dilansir Time.com, Senin (17/4), sebuah penelitian mengatakan bahwa salah satu cara terbaik menjaga otakmu tetap kuat dan awet muda adalah dengan tetap sibuk. Menjalani keseharian yang penuh aktivitas akan membuat otak terus bekerja dan aktif, bukan hanya secara fisik namun juga mental.

Penelitian ini dilakukan dengan survei terhadap 300 orang yang mengikuti Dallas Lifespan Brain Study. Peserta penelitian adalah pria dan wanita berusia 50-89 tahun.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Frontiers in Aging Neuroscience ini menyebut ternyata kesibukan mereka memengaruhi otak dalam memproses informasi, meningkatkan daya ingat, mempertajam argumentasi dan menambah perbendaharaan kata.

Rentang usia para peserta penelitian adalah 50 tahun sampai 89 tahun dan ternyata dampak positif kesibukan mereka terhadap otak tercermin pada semua kelompok umur itu. Para peneliti menyimpulkan bahwa gaya hidup sibuk ternyata sangat penting bagi orang usia pertengahan dan lanjut usia.

Para ilmuwan menduga kesibukan akan meningkatkan kemampuan orang untuk mempelajari hal-hal baru saat mereka menghadapi situasi dan orang yang berbeda-beda. Selain itu orang sibuk biasanya menerima informasi baru setiap hari sehingga membuat otak mereka selalu segar dengan hal-hal yang baru.

Namun para peneliti juga mencatat bahwa orang yang mempunyai kemampuan kognitif yang kuat memang cenderung lebih sibuk. Studi ini tidak bisa menentukan secara pasti bahwa semata-mata kesibukan menyebabkan otak yang lebih sehat.

"Kami tentu saja benar-benar mempertimbangkan bahwa sangat sibuk memang bisa mencederai kemampuan kognitif," ujar Direktur riset di Center for Vital Longevity, The University of Texas di Dallas, Denise Park.

"Pada intinya data yang kami dapatkan menyimpulkan bahwa lebih banyak keuntungan sibuk daripada kerugiannya," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement