Jumat 14 Apr 2017 09:55 WIB

Seluk-Beluk Tahi Lalat yang Harus Anda Tahu

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Winda Destiana Putri
Tahi lalat
Foto: wikimedia
Tahi lalat

REPUBLIKA.CO.ID, Hampir semua orang punya tahi lalat dan tak ada yang salah dengannya. Hal yang harus diwaspadai adalah apabila tahi lalat di tubuh mengalami perubahan warna atau ukuran ekstrem yang bisa jadi tanda dari masalah kesehatan tertentu.

Sebagian besar tahi lalat bersifat jinak alias nonkanker. Namun, dalam kasus yang jarang mereka dapat berkembang menjadi kanker kulit melanoma dan perubahan tahi lalat bisa menjadi indikasi awalnya.

Berdasarkan penjelasan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris, tahi lalat adalah bintik-bintik kecil berwarna pada kulit yang terdiri dari sel-sel yang disebut melanosit. Nama ilmiah untuk tahi lalat adalah melanocytic naevi.

Mayoritas tahi lalat berwarna kecokelatan atau lebih gelap yang bisa berubah sesuai perubahan hormon, terutama saat kehamilan. Wajar apabila tahi lalat rata atau timbul, halus atau bertekstur, maupun memiliki rambut yang tumbuh di atasnya.

Tahi lalat biasanya berbentuk melingkar atau oval dengan tepian halus. Jika mendapati tahi lalat berubah bentuk dan tepiannya menjadi kasar, berubah warna secara ekstrem, mengeluarkan cairan, meradang, gatal, berdarah, atau berkerak, ada baiknya segera mengontak dokter.

Jessica Turner, perawat senior yang menjalankan Cancer Awareness Roadshow di Inggris menyarankan setiap orang mencermati tahi lalat di tubuh dengan seksama. Menurutnya, hal sederhana itu sangat penting untuk mengetahui perbedaan dari kondisi normal.

"Dengan begitu akan mudah melihat perubahan, seperti tumbuhnya tahi lalat baru atau sesuatu yang tidak normal. Mungkin tidak selalu mengarah pada kanker kulit, tetapi pencegahan selalu lebih baik," kata Turner, dilansir dari laman Manchester Evening News.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement