Selasa 21 Mar 2017 09:16 WIB

Kurang Konsumsi Sayur Pengaruhi Bayi Lahir Cacat

Rep: Rr Laeny Sulistywati/ Red: Indira Rezkisari
Sayur merupakan makanan yang dianjurkan bagi ibu hamil.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sayur merupakan makanan yang dianjurkan bagi ibu hamil.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak alasan seorang ibu melahirkan bayi dengan kecacatan. Ahli gizi Tan Shot Yen mengatakan darah yang mengental bisa ikut menyebabkan kaum ibu melahirkan bayi yang cacat.

Ia mengaku prihatin banyaknya janin gagal tumbuh lantaran ibu hamil yang hanya menuruti keinginan mengonsumsi makanan tanpa menghiraukan kebutuhan tubuh dan janinnya. Setelah dicek, darah sang ibu mengental.

"Padahal, berdasarkan penelitian omega 3 mencegah pengentalan darah pada proses kehamilan ibu," ujarnya. Namun, sang ibu hamil malah jarang mengkonsumsi ikan. Padahal, dia melanjutkan, Indonesia adalah negara kaya ikan. Untuk itu, ia meminta agar ibu hamil banyak mengonsumsi ikan, namun tidak secara digoreng.

Kedua, janin tumbuh dengan berat badan rendah terkait dengan sayur. Pihaknya mencontohkan penelitian kuesioner di Spanyol selama 2004-2006 melibatkan 787 bayi lahir ternyata hasilnya berhubungan dengan sayur, bukan buah. Ia menyebutkan padahal konsumsi sayur bisa dengan beragam cara, misalnya asinan betawi atau lalapan khas Sunda. Ia menyebut dengan cara itu bayi mendapatkan hasil tumbuh signifikan karena sang ibu yang mengonsumsi sayur.

Ia juga miris dengan angka kanker mata (retinoblastoma) pada anak yang cukup ganas. Ia menjelaskan berdasarkan penelitian di Mexico City, yang melibatkan para ibu 101 anak retinoblastoma dan 172 anak urusan kontrol. Faktornya berdasarkan penelitian adalah jumlah sayur dan buh yang dikonsumsi ibu hamil mempengaruhi risiko terjadinya penurunan retinoblastoma, menurunkan folat, lutein, sel santin yang berhubunga dengan DNA dan retina.

Keempat megenai kelahiran prematur. Ia menyebutkan penelitian di Norwegia pada 66 ribu perempuan antara tahun 2002-2008 dengan catatan ibu bebas dari diabetes dan anaknya tidak kembar. Hasilnya ibu yang tidak melahirkan prematur (22 minggu-37 minggu) karena mengonsumsi sayur, buah, dan ikan dalam jumlah sangat cukup.

Ia menegaskan sayur dan buah selain memiliki antioksidan juga anti-inflamatori atau antiperadangan. Dan, kandungan tersebut dibutuhkan bayi. "Jadi masih banyak pekerjaan rumah kita," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement