Kamis 09 Mar 2017 14:17 WIB

Dampak Konsumsi Berlebih Garam, Gula, dan Lemak

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Kembali ke makanan alami bisa menjaga kesehatan lebih baik dari makanan dengan garam, gula, atau lemak berlebihan.
Foto: Republika/Prayogi
Kembali ke makanan alami bisa menjaga kesehatan lebih baik dari makanan dengan garam, gula, atau lemak berlebihan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tanpa disadari, dalam sehari seseorang bisa mengonsumsi makanan serta minuman dengan banyak kandungan garam, gula, dan lemak. Padahal, penumpukan berlebihan ketiganya dalam tubuh berpotensi menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.

Nutrisionis dan konsultan kesehatan Seala Septiani mengatakan, ada patokan yang bisa jadi rujukan dalam mengatur asupan tersebut. Pedoman itu, kata ia, adalah membatasi konsumsi gula sebanyak empat sendok makan, garam sebanyak satu sendok teh, dan lemak sebanyak lima sendok makan per hari.

"Cara mudahnya ialah dengan membaca label pangan pada makanan kemasan, atau bisa dikira-kira. Contohnya, makan satu potong martabak manis sudah mengandung dua sendok gula, jadi jatah dalam sehari tinggal dua sendok lagi," ujar perempuan 27 tahun itu.

Menurut Seala, moderasi alias pembatasan itu penting, mengingat dampaknya yang tak sepele. Ia menyarankan masyarakat, terutama remaja putri usia 16-19 tahun, untuk lebih mencermati makanan yang dikonsumsi lewat kampanye The Pretty and Picky yang mempopulerkan tagar #kepoinkomposisi dan #janganasalgalak (jangan asal pilih makanan bergaram, bergula, dan berlemak).

Seala menyebutkan, terlalu banyak konsumsi garam dapat memicu hipertensi, gangguan pembuluh darah, dan gangguan jantung. Belum lagi risiko gangguan ginjal, denyut jantung tidak normal, serta ketidakseimbangan elektrolit tubuh sehingga metabolisme terganggu.

Begitu pula konsumsi lemak berlebihan yang merupakan faktor utama kegemukan, obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, gangguan fungsi hati, serta memperlambat penyembuhan asam urat. Lemak pun akan mengganggu penampilan akibat munculnya selulit dan lipatan lemak pada kulit.

"Apalagi gula, yang merupakan faktor pemicu obesitas, diabetes melitus, karies gigi, memperparah kanker, memperlambat penyembuhan infeksi, serta mengakibatkan resistensi hormon leptin sehingga tubuh sulit merasa kenyang," ujar Seala yang menyelesaikan studi S2 di Seameo Recfon Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Baca juga: Keju Camembert Lokal yang tak Kalah dengan Versi Prancis

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement