Senin 13 Feb 2017 09:13 WIB

Anak Laki-Laki Lebih Rentan Autisme, Ini Alasannya

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Winda Destiana Putri
Anak Autis (Ilustrasi)
Foto: ABCNews
Anak Autis (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Autism spectrum disorders (ASD) merupakan gangguan perkembangan saraf yang ditandai dengan gangguan pada interaksi sosial serta komunikasi verbal maupun non verbal. Sejauh ini, autisme lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Sebelumnya, ilmuwan menilai bahwa kecenderungan ASD yang lebih besar pada anak laki-laki dinilai karena gejala ASD pada anak perempuan berbeda sehingga kasusnya tidak terdiagnosa. Akan tetapi penelitian terbaru menunjukkan fakta yang berbeda.

Tim peneliti dari Goethe University di Jerman menemukan bahwa kecenderungan ASD pada anak laki-laki mungkin berkaitan dengan perkembangan otak. Otak laki-laki dan perempuan pada dasarnya tidak terlalu berbeda. Akan tetapi ada beberapa aspek neurologis yang lebih umum dimiliki otak laki-laki dibandingkan otak perempuan. Salah satu di antaranya ialah korteks serebral yang tipis.

"Asumsinya adalah jika otak laki-laki lebih rentan terhadap ASD, maka otak perempuan dengan autisme mungkin memiliki karakteristik-karakteristik seperti otak laki-laki," ujar salah satu peneliti, Christine Ecker, seperti dilansir Science Alert.

Untuk mengetahui peranan otak terhadap rasio autisme, tim peneliti melakukan penelitian terhadap 98 orang dewasa dengan ASD yang aktif dalam bermasyarakat. Sebanyak 49 di antaranya merupakan perempuan dewasa dan 49 lainnya merupakan laki-laki dewasa. Tim peneliti lalu mencocokkan keduanya dengan kontrol neurotypical.

Baca juga: Anak Laki-Laki Lima Kali Lebih Rentan Terkena Autis

Setelah tim peneliti melakukan pemeriksaan MRI pada tiap pasien, tim peneliti mengukur ketebalan dari korteks serebral para peserta. Serebral korteks merupakan bagian dari otak yang memainkan peran penting dalam ingatan, perhatian, persepsi dan kewaspadaan.

Korteks pada laki-laki umumnya ditemukan sedikit lebih tipis. Penelitian juga menemukan bahwa semua laki-laki dewasa dengan ASD juga memiliki korteks yang lebih tipis. Perbedaan ketebalan ini lebir terlihat pada perempuan. "Individu perempuan dengan pola yang menyerupai tipe laki-laki pada anatomi otaknya memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk memiliki ASD dibandingkan individu perempuan dengan fenotipe otak berkarakteristik perempuan," tambah peneliti.

Hal ini menunjukkan bahwa korteks serebral yang lebih cenderung seperti laki-laki lebih rentan terhadap ASD. Temuan ini dapat memberi pandangan baru bagi ilmuwan mengenai alasan mengapa laki-laki lebih banyak terdiagnosa dengan ASD dibandingkan perempuan.

Hanya saja, temuan ini belum bisa dijadikan fakta ilmiah untuk saat ini. Alasannya, keterbatasan dalam penelitian ini belum bisa membuktikan bahwa korteks serebral yang lebih tipis menyebabkan risiko ASD meningkat atau sebenarnya kondisi tersebut merupakan bagian dari gejala ASD. "Kami belum tahu untuk saat ini," kata Ecker.

Di sisi lain, penelitian ini juga hanya melibatkan peserta dalam jumlah kecil. Masih diperlukan lebih banyak informasi untuk mengetahui secara pasti seberapa akurat kondisi korteks serebral yang tipis berperan dalam memprediksi autisme.

Untuk proyek penelitian selanjutnya, Ecker berharap dapat menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Salah satunya dengan cara meneliti perubahan fungsional yang mungkin terjadi akibat korteks serebral yang lebih tipis pada otak laki-laki dan perempuan.

Meski begitu, temuan terbaru ini dapat menjadi terobosan baru untuk melakukan diagnosa di masa depan. Temuan ini juga dapat membantu ilmuwan di masa depan untuk membedakan antara gejala-gejala ASD pada perempuan dan laki-laki yang sangat beragam. "Temuan ini memberi lebih banyak kredibilitas bahwa aspek biologis pada otak memainkan peran besar dalam perkembangan ASD," kata Matthew Lorber dari Lenox Hill Hospital di New York yang tidak terlibat dalam penelitian yang dipublikasikan pada JAMA Psychiatry ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement