Selasa 06 Dec 2016 16:58 WIB

Risiko Kesehatan Meski Merokok Hanya Sebatang Sehari

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Indira Rezkisari
Kampanye larangan merokok di Korea Selatan.
Foto: AP
Kampanye larangan merokok di Korea Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda berpikir bahwa mengisap sedikit rokok dalam sehari tidak berbahaya, maka Anda salah. Pasalnya sebuah studi terbaru dari National Cancer Institute yang dipublikasikan Senin (5/12) dalam JAMA Internal Medicine menemukan bahwa perokok intensitas rendah (orang yang merokok tidak lebih dari 10 batang per hari) memiliki peningkatan risiko kematian sebelum waktunya.

Dibandingkan dengan non-perokok, orang-orang yang rata-rata merokok satu batang setiap hari sepanjang hidup mereka memiliki kesempatan 64 persen lebih besar dari kematian sebelum waktunya. Risiko meningkat  lebih tinggi menjadi 87 persen bagi orang-orang yang merokok antara satu hingga 10 batang setiap hari.

“Terlepas dari usia mereka, semua perokok yang berhenti akan mendapatkan manfaat,” ujar pemimpin penelitian Sarah Nash seperti dikutip dari US News.

Orang yang merokok antara satu hingga 10 batang rokok sehari memiliki hampir 12 kali risiko kematian kanker paru-paru dibandingkan mereka yang tidak pernah merokok. Peneliti mengkaji data dari lebih dari 290 ribu orang dewasa yang berpartisipasi dalam studi National Institutes of Health-AARP Diet and Health antara usia 59 hingga 82 tahun.

Namun ada keterbatasan dalam studi tersebut, yakni hanya bergantung pada ingatan orang-orang dari kebiasaan merokok selama puluhan tahun dan jumlah perokok intensitas rendah dalam studi itu kecil. Selain itu, kebanyakan orang yang berpartisipasi dalam studi ini berusia 60 hingga 70 tahun dan didominasi kulit putih.

Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada kelompok yang lebih muda, ditambah dengan kelompok ras dan etnis yang berbeda. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, di Amerika Serikat (AS), aktivitas merokok bertanggungjawab atas lebih dari 480 ribu kematian setiap tahunnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement