Senin 14 Nov 2016 06:15 WIB

Merokok Dianggap Jadi Pemicu Pecahnya Arteri

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Larangan merokok
Foto: EPA
Larangan merokok

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah penelitian menyebutkan, merokok sebagai salah satu pemicu pecahnya arteri utama, aorta. Potensi ini dapat dihilangakan dengan cara berhenti dari kebiasaan buruk tersebut.

Dilansir Boldsky, Senin (14/11), perokok dinilai memiliki potensi dua kali lebih besar terkena penyakit aneurisma aorta abdominalis. Penyakit ini merupakan sebuah kondisi melemahnya dan timbulnya tonjolan pada daerah aorta abdominalis. Para peneliti mengingatkan, penyakit ini dapat membunuh secara diam-diam. Pendarahan secara internal dapat terjadi di beberapa area tubuh, seperti perut, panggul dan kaki.

“Penelitian kami lebih pada menghitung risiko terkenanya seseorang penyakit aneurisma aorta abdominalis. Dan kami menemukan salah satu yang paling berpotensi mengalaminya, yakni para perokok,” kata Peneliti dari Universitas Minnesota Amerika Serikat, Weihong Tang.

Untuk penelitian ini, tim ilmuwan melihat 15.792 orang yang usianya di atas 45 tahun. Kemudian mereka menemukan, satu dari 17 orang ternyata memiliki risiko aorta abdominal dalam hidupnya. Di antara mereka yang telah berhenti merokok selama tiga sampai delapan tahun dianggap masih memiliki risiko sekitar 2,6 sampai 3,5 kali lipat. Mereka setidaknya baru dapat merasakan gejalanya dalam 15 tahun ke depan dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok.

Risiko yang didapatkan perokok aktif hingga kini sebesar 6,6 persen lebih tinggi dari orang yang  berhenti merokok dalam jangka panjang. Selain itu, mereka biasanya akan terlihat lebih tua atau memiliki tingkat kolesterol jahat tinggi. Hal inilah yang dicatat para peneliti sebagai risiko dari aneurisma aorta abdomnalis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement