Selasa 25 Oct 2016 15:51 WIB

Kangkung Berpotensi Jadi Obat Herbal Anti-Diabetes

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Petani Kangkung
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Petani Kangkung

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Kangkung yang biasa tumbuh di kawasan berair sudah lama dikenal sebagai sayuran dan bahan masakan. Sifatnya yang mudah tumbuh di berbagai tempat menjadikan tanaman ini mudah diperoleh sepanjang tahun.

Namun siapa sangka jika daun tanaman tersebut juga memiliki khasiat untuk mengobati penyakit diabetes melitus. "Ekstrak daun kangkung dinilai memiliki kandungan yang dapat membantu penurunan kadar gula darah serta memperbaiki fungsi pankreas," tutur Peneliti UII, Farida Hayati, Senin (24/10).

Menurutnya, kandungan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh juga ditemukan dalam ekstrak daun kangkung. Potensi daun kangkung sebagai obat herbal ini dapat menjadi terobosan dalam terapi pengobatan penyakit diabetes melitus yang banyak terjadi di Indonesia.

Farida mengemukakan, penelitiannya berawal dari data empiris mengenai keyakinan masyarakat bahwa kangkung memiliki khasiat antidiabetes. Berangkat dari situ, ia menindaklanjutinya dengan mengadakan penelitian intensif terhadap kandungan daun kangkung.

Ia juga menggandeng peneliti UII lainnya, yakni Pinus Jumaryatno, Arde Toga N, dan Ari Wibowo. "Pengembangan daun kangkung sebagai alternatif pengobatan diabetes melitus telah kami teliti secara komprehensif meliputi aspek standarisasi ekstrak, efek toksisitas, efek farmakologi, dan studi fitokimianya," ujar perempuan yang telah meneliti kandungan kangkung selama tiga tahun itu.

Adapun tantangan untuk menghasilkan obat herbal daun kangkung adalah mengekstrak kandungannya menjadi dosis yang kecil namun berkonsentrasi tinggi. Jika tidak demikian, pembuatan obat jadi kurang efektif karena membutuhkan bahan mentah yang sangat banyak. Sementara ekstrak yang dihasilkan harus optimal.

Selanjutnya, Farida Hayati memastikan apakah pemberian ekstrak daun kangkung memiliki dampak negatif bagi kesehatan. Tahapan ini cukup penting dalam fase pengembangan obat herbal, di antaranya untuk memastikan aspek keamanannya ketika dikonsumsi manusia.

"Hasil uji kami menunjukkan pemberian ekstrak daun kangkung standar termasuk kategori praktis dan pemberian secara berulang tidak berpengaruh pada kesehatan hewan uji coba," papar ahli farmasi itu menjelaskan.

Berdasarkan hasil penelitiannya, Farida cukup optimis bahwa pembuatan obat herbal dari ekstrak daun kangkung dapat direalisasikan. Hasil ini tentunya cukup menggembirakan bagi pengembangan terapi pengobatan alternatif penyakit diabetes melitus. Pasalnya saat ini penderita penyakit tersebut yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement