Jumat 21 Oct 2016 17:15 WIB

Ikan Lemuru Berpotensi Sebagai Obat dan Produk Kesehatan

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja memindahkan ikan jenis lemuru hasil tangkapan nelayan dari jaring di Pantai Kelan, Bali, Senin (22/2).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Pekerja memindahkan ikan jenis lemuru hasil tangkapan nelayan dari jaring di Pantai Kelan, Bali, Senin (22/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Selama ini masyarakat Indonesia mengenal ikan salmon sebagai salah satu sumber makanan mengandung Omega 3 yang bermanfaat bagi kesehatan. Sayangnya produk kesehatan yang mengandung Omega 3 dari ikan salmon berharga mahal karena ikan salmon tidak hidup di perairan Indonesia.

Tidak heran jika produk kesehatan yang mengandung Omega 3 dari ikan salmon didominasi produk impor.  Namun siapa sangka jika sebenarnya Indonesia memiliki kekayaan bahari luar biasa yang tak kalah kandungan Omega 3-nya dengan ikan salmon? Ternyata ikan lemuru (Sardinella longiceps) yang banyak terdapat di perairan Indonesia mengandung Omega 3 yang lebih tinggi daripada ikan salmon.

Sehingga, ikan lemuru memiliki potensi besar sebagai obat dan produk kesehatan. Potensi ikan lemuru sebagai obat dan produk kesehatan terungkap lewat penelitian tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Jember Dwi Riski Saputra, Sakti Wibawa, dan M. Idris Kamali.

“Dari hasil penelitian Suseno tahun 2014, kandungan EPA ikan lemuru sebesar 21,77 persen dan DHA sebesar 11,59 persen. Bandingkan dengan kandungan EPA ikan salmon yang 12,07 persen dengan DHA sebesar 10 persen,” urai Dwi Riski pada Jumat (21/10).

Kandungan EPA dan DHA adalah penyusun Omega 3. Menurut Dwi Riski walaupun hasil tangkapan ikan lemuru di Indonesia cukup banyak, namun pemanfaatannya baru sebatas sebagai ikan sardin, bahan tepung ikan, atau bahan pakan ternak. Kenyataan seperti ini dilihat tiga serangkai mahasiswa FKG ini di daerah Muncar, Banyuwangi dan Puger, Jember.

“Hasil ikan lemuru di Muncar bisa mencapai enam ton per tahun, ini potensi luar biasa jika bisa diolah sebagai obat dan produk kesehatan yang pasti tak kalah dengan produk kesehatan berbahan ikan salmon,” tambah Sakti Wibawa.

Potensi ikan lemuru dengan Omega 3-nya mendorong mereka untuk meneliti minyak ikan lemuru sebagai obat radang sendi temporomandibula. Sendi temporomandibula adalah sendi yang menghubungkan antara tengkorak dengan rahang.

Radang sendi temporomandibula banyak diderita oleh perempuan, khususnya yang memasuki masa menopouse akibat perubahan hormonal. Dengan bertambahnya usia, maka densitas serabut kolagen kartilago pada sendi temporomandibula makin berkurang. "Jika tidak diobati, bisa berakibat fatal mulai pusing berat, tidak bisa menggerakkan rahang, hingga susah membuka mulut," tambah Idris.

Saat ini pengobatan radang sendi temporomandibula dilakukan dengan obat-obatan kimia yang memiliki efek samping, seperti dapat menimbulkan sariawan pada usus. Dari berbagai kajian pustaka, Omega 3 diyakini berkontribusi meningkatkan kemampuan tubuh untuk memperbaiki diri. “Kami coba meneliti pemberian Omega 3 dari ikan lemuru sebagai obat radang sendi temporomandibula, dan hasilnya memuaskan,” kata Dwi Riski.

Dari penelitian selama tiga bulan, pemberian minyak ikan lemuru yang mengandung Omega 3 kepada tikus percobaan membuat serabut kolagen kartilago tikus mengalami perbaikan signifikan. Dalam penelitian, mereka mengekstraksi tiga kilogram ikan lemuru sehingga menghasilkan enam mililiter minyak ikan. Minyak ikan lemuru kemudian diinjeksikan secara bertahap ke rahang tikus percobaan.

Penelitian mereka dituangkan dalam karya tulis ilmiah berjudul Pengaruh Pemberian Minyak Ikan Lemuru (Sardinella longiceps) Terhadap Densitas Serabut Kolagen Kartilago Sendi Temporomandibula Tikus Yang Mengalami Osteoartritis. Karya tulis mereka akhirnya menjadi juara pertama dalam ajang INDISFO National Research Competition 2016 yang dilaksanakan 9 Oktober lalu di Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement