Selasa 18 Oct 2016 07:01 WIB

Berjalan Setelah Makan Bantu Kelola Diabetes

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Indira Rezkisari
Konsumsi makanan rumahan minimal dua kali sehari membantu mengurangi risiko terkena diabetes tipe dua.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Konsumsi makanan rumahan minimal dua kali sehari membantu mengurangi risiko terkena diabetes tipe dua.

REPUBLIKA.CO.ID, Berjalan-jalan setelah makan bisa membantu orang dengan diabetes tipe-2 mengelola tingkat gula darah mereka dengan lebih baik. Temuan menarik ini diungkap lewat penelitian yang dipimpin oleh ilmuwan Universitas Otago, Selandia Baru.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal internasional Diabetologia itu, sebanyak 41 pasien diminta untuk melakukan terapi berjalan kaki. Para pasien juga dilengkapi dengan akselerometer untuk mengukur aktivitas fisik mereka selain perangkat yang mengukur gula darah setiap lima menit.

Mereka disarankan berjalan 30 menit setiap hari, atau selama 10 menit setelah setiap makan utama. Hasil akhirnya menunjukkan kadar gula darah rata-rata turun 12 persen lebih banyak saat peserta mengikuti saran berjalan setelah makan dibandingkan dengan berjalan lebih lama pada waktu tak menentu.

"Sebagian besar dari efek ini berasal dari pengurangan 22 persen yang sangat signifikan dalam gula darah ketika berjalan setelah makan malam dengan menu karbohidrat berat," kata penulis studi Andrew Reynolds dari Departemen Human Nutrition Otago.

Tim penulis lain, Jim Mann, mengatakan bahwa glukosa pasca-makan dianggap sebagai target yang penting dalam mengelola diabetes tipe 2. Hal itu mengingat kontribusi independen untuk kendali gula darah secara keseluruhan yang menurunkan risiko kardiovaskular.

Menurut para peneliti, pendekatan tersebut dapat menghindari tambahan dosis suntikan insulin yang mungkin telah diresepkan. Manfaat baru yang telah terbukti itu akan dijadikan dasar perubahan pedoman untuk menentukan aktivitas pasca-makan pasien.

Pada diabetes tipe-2, tubuh tidak memproduksi cukup insulin untuk menjaga kadar gula darah dalam kisaran normal. Meski tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat dikelola dengan pola hidup sehat dan aktif, dilansir dari NZ Herald.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement