Kamis 22 Sep 2016 16:57 WIB

Nyeri di Dada tak Selalu Pertanda Sakit Jantung

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Yudha Manggala P Putra
Serangan jantung kerap dikira angin duduk, karena diawali dengan nyeri dada.
Foto: pexels
Serangan jantung kerap dikira angin duduk, karena diawali dengan nyeri dada.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nyeri di bagian dada merupakan salah satu gejala yang dirasakan oleh pasien dengan penyakit jantung. Akan tetapi, nyeri di bagian dada tidak selalu disebabkan oleh masalah pada jantung.

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (Perki) Dr dr Ismoyo Sunu SpJP(K) FIHA FasCC mengatakan setidaknya ada tiga faktor yang dapat menyebabkan timbulnya nyeri di bagian dada. Ketiga faktor tersebut ialah masalah pada otot atau tulang dada, pada paru-paru, dan serangan jantung.

Meski sama-sama terasa nyeri di bagian dada, ada perbedaan signifikan yang cukup jelas. Oleh karena itu, Ismoyo mengatakan penderita nyeri dada bisa secara sederhana mencari tahu penyebab dari nyeri dada yang si penderita rasakan.

Jika disebabkan oleh masalah pada paru-paru, Ismoyo mengatakan rasa nyeri akan terasa bertambah sakit ketika si penderita mencoba untuk menarik dan menghembuskan nafas. Sedangkan nyeri yang disebabkan oleh masalah pada otot atau tulang dada dapat diketahui ketika penderita merasakan nyeri saat menggerakkan badan ke kanan atau ke kiri.

"Tetapi, jika rasa nyeri tidak berubah setelah melakukan kedua hal itu, patut dicurigai (nyeri disebabkan oleh serangan jantung)," terang Ismoyo saat ditemui di Badan Litbang Depkes Kementerian Indonesia di kawasan Percetakan Negara, Kamis (22/9).

Ismoyo mengatakan nyeri dada akibat serangan jantung umumnya terasa khas dan berbeda jika penderita cukup jeli. Di samping itu, rasa nyeri yang timbul akibat penyakit jantung akan terasa di bagian dalam tulang dada, bukan di luar.

Penderita nyeri dada juga patut waspada jika rasa nyeri yang mereka rasakan meluas, tidak hanya di satu titik.

Ismoyo mengatakan lokasi nyeri dada akibat serangan atau penyakit jantung tidak bisa 'ditunjuk' dengan jari. Sebaliknya, rasa nyeri biasanya akan menjalar ke area tengah badan dan meluas. Rasa nyeri ini juga bisa menjalar ke bagian tangan dan leher sehingga menyebabkan rasa seperti tercekik.

"Sakit di dadanya tidak di satu titik, tetapi melebar, luas," terang Ismoyo.

Nyeri akibat serangan jantung, lanjut Ismoyo juga biasanya disertai oleh beberapa gejala lain. Gejala tersebut di antaranya ialah berkeringat dingin, timbul rasa tidak nyaman di bagian perut seperti magh, dan bisa menyebabkan pingsan.

Jika merasakan gejala-gejala tersebut, penderita patut curiga jika nyeri yang ia rasakan merupakan pertanda adanya masalah atau seranga jantung. Dalam kondisi tersebut, penderita harus tetap bersikap tengan dan mengakses penanganan medis secepatnya.

Hal ini penting untuk dilakukan karena pertolongan optimal bisa diberikan jika penderita mendapatkan penanganan medis di bawah 12 jam setelah mengalami serangan jantung. "Lebih dari 12 jam, seringkali kita tidak bisa melakukan apa-apa lagi. 50 Persen dari kasus serangan jantung, meninggal di tempat (karena telat penanganan)," jelas Ismoyo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement