Rabu 21 Sep 2016 08:30 WIB

Deteksi Ciri-Ciri Penyakit Jantung Bawaan pada Anak

Rep: Adysha Citra R/ Red: Bilal Ramadhan
Dokter spesialis jantung anak Siloam Hospital Institute (SHI), Ganesja M Harimurti menjelaskan penyakit jantung bawaan pada bayi, Selasa (20/9).
Foto: Republika/Bilal Ramadhan
Dokter spesialis jantung anak Siloam Hospital Institute (SHI), Ganesja M Harimurti menjelaskan penyakit jantung bawaan pada bayi, Selasa (20/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angka kasus penyakit jantung bawaan pada bayi terhitung cukup banyak. Penelitian pada 1997 menyebutkan bahwa sembilan dari 1.000 bayi yang lahir hidup, lahir dengan penyakit jantung bawaan.

Jika dikalkulasikan dengan data angka kelahiran hidup pada 2015 yang mencapai 4,2 juta, maka diperkirakan ada sekitar empat hingga lima bayi yang lahir dengan penyakit jantung bawaan setiap jamnya pada 2015.

Meski kasus penyakit jantung bawaan cukup banyak ditemui pada anak dan bisa dideteksi melalui USG selama masa kehamilan, 50 persen kasus ini tidak terdeteksi sejak dini. Salah satu alasannya ialah penyakit jantung bawaan yang diderita bayi tidak terlalu besar dan tidak menunjukkan gejala yang jelas.

"Jantung itu kan sebesar kepalan tangan. Bisa dibayangkan bayi empat bulan dalam kandungan sebesar apa jantungnya. Kalau lubangnya kecil, mungkin nggak akan terlihat," jelas Prof. dr. Ganesja M Harimurti SpJP saat ditemui di Siloam Hospital Kebon Jeruk.

Oleh karena itu, orang tua perlu waspada akan perilaku anak yang mungkin menunjukkan gejala jantung bawaan. Ganesja mengatakan salah satu ciri penyakit jantung bawaan yang pada anak ialah tumbuh kembang yang tidak baik. Selain itu, anak dengan penyakit jantung bawaan juga biasanya sering mengalami batuk dan demam yang berulang setiap bulan meski sudah diobati.

Di samping itu, anak dengan penyakit jantung bawaan juga akan cenderung cepat merasa lelah. Hal ini biasanya ditunjukkan dengan sikap anak yang menjadi tidak aktif bergerak dan main. Karena, lanjut Ganesja, aktivitas bermain akan membuat si anak merasa lelah dengan cepat.

"Orang tua mungkin melihat itu sebagai sikap yang manis. Padahal si anak tidak mau main karena dia tahu akan merasa capai, makanya dia diem," terang Ganesja.

Ketika anak masih bayi, lanjutnya, penyakit jantung bawaan ini juga dapat terlihat melalui perilaku menyusui si bayi. Bayi dengan penyakit jantung bawaan cenderung tidak kuat saat menyusu pada ibu. Di tengah proses menyusu, bayi dengan penyakit jantung bawaan akan sering berhenti dan mengambil jeda.

"Kalau bayi biasanya menyusu sampai kenyang. Kalau ini (bayi dengan penyakit jantung bawaan) sedikit-sedikit berhenti, capai. Itu salah satu tanda," ungkap Ganesja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement