Selasa 06 Sep 2016 14:55 WIB

Cara Mencegah Penyakit Alzheimer

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Indira Rezkisari
Sebanyak 1 dari 10 orang tua berusia 65 tahun ke atas terkena diagnosa penyakit alzheimer.
Foto: EPA
Sebanyak 1 dari 10 orang tua berusia 65 tahun ke atas terkena diagnosa penyakit alzheimer.

REPUBLIKA.CO.ID, Risiko penyakit alzheimer bisa dicegah dengan beberapa cara. Pencegahan akan lebih baik dilakukan sebelum penyakit ini parah, yakni saat mulai timbul beberapa gejala. Pada umumnya, gejala ini dapat dilihat 15 sampai 20 tahun sebelum didiagnosa.

“Secara keseluruhan 1 dari 10 orang tua berusia 65 tahun ke atas terkena diagnosa penyakit alzheimer. Gejala awalnya bisa kita ketahui saat berusia 45 sampai 50 tahun, itu akan kelihatan gelajanya mengarah ke alzheimer,” ujar Ketua Alzheimer Indonesia (ALZI), Dian Purnomo kepada Republika.co.id, Selasa (6/9).

Saat ada gejala, orang tua terkait harus segera memperbaiki pola hidupnya. Seperti halnya penyakit jantung, alzheimer juga memiliki pola makanan sehat yang sama. Orang tersebut harus memperbanyak makanan berserat, sayur-sayuran dan menghindari makanan berkolesterol, berkabohidrat tinggi maupun bergula tinggi.

Dian juga menyarankan, mereka untuk berolahraga sebanyak 150 menit per pekan. Hal ini berarti harus olahraga selama 30 menit per hari.

Orang tua yang memiliki gejala alzheimer diharapkan tidak menghentikan aktivitas otaknya. Meskipun pensiun, aktivitas otak harus dilanjutkan yang setidaknya hal-hal sederhana. Sosialisasi dengan banyak orang, seperti arisan maupun reuni perlu tetap diadakan. “Dan saya harap keluarganya bisa menyadari bahaya ini dengan melihat gejala awal,” kata Dian.

Sebagai informasi, jumlah penderita penyakit alzheimer  di Indonesia berdasarkan data Alzheimer’s Disease International 2015 sebanyak 1,2 juta. Jumlah ini mungkin saja bisa lebih banyak mengingat stigma penyakit ini masih asing bagi masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, belum berani mengakui tengah menderita penyakit ini.

“Kita kan belum ada tokoh di Indonesia yang mengaku menderita ini. Mereka belum berani ngomong karena mungkin saja mereka menganggap penyakit ini akan mempengaruhi reputasinya, keluarga, jabatan maupun hartanya. Ini berbeda sekali dengan tokoh-tokoh dunia yang sudah mendeklarasikan diri menderita penyakit ini,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement