Senin 25 Jul 2016 06:02 WIB

Hati-hati, Pencahayaan Buatan Dapat Sebabkan Tubuh Melemah

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Pencahayaan buatan
Foto: pixabay
Pencahayaan buatan

REPUBLIKA.CO.ID, Paparan sinar yang berasal dari pencahayaan buatan ternyata menyimpan dampak negatif bagi kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pencahayaan buatan dapat menyebabkan tubuh menjadi lemah, otot menjadi loyo dan tulang menjadi lebih rapuh.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Johanna Meijer dari Leiden University Medical Center melakukan penelitian terhadap tikus untuk mengetahui dampak pencahayaan buatan pada tubuh. Selama enam bulan, tikus-tikus percobaan mendapatkan paparan pencahayaan buatan menyerupai teknik penyiksaan yang digunakan petugas keamanan di berbagai negara.

Setelah enam bulan, tim peneliti memeriksa kondisi para tikus percobaan dan menemukan bahwa tikus-tikus tersebut mengalami kondisi kehilangan otot dan juga gejala awal osteoporosis. Di samping itu, tim peneliti juga menemukan bahwa sistem kekebalan tubuh para tikus tampak bereaksi terhadap infeksi.

Dari temuan tersbeut, tim peneliti menyimpulkan bahwa penyebab terjadinya penurunan kondisi kesehatan para tikus yang terpapar oleh pencahayaan buatan ialah 'hilangnya' siklus siang dan malam yang penting untuk binatang. Padahal, selama ini banyak orang yang berpikir bahwa cahaya dan kegelapan tidak terlalu membahayakan atau mempengaruhi kesehatan.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa ketiadaan harmoni lingkungan dapat menyebabkan gangguan parah pada berbagai parameter kesehatan," jelas Profesor Meijer sepertk dilansir Independent.

'Kabar baiknya', penelitian ini juga menunjukkan bahwa kondisi para tikus membaik setelah mendapatkan paparan cahaya alami. Berbagai dampak negatif akibat pencahayaan buatan perlahan berkurang setelah para tikus percobaan mendapatkan kembali siklus siang dan malam dari alam.

Meski begitu, Profesor Meijer menyarankan agar penggunaan cahaya buatan dalam kehidupan sehari-hari perlu dipertimbangkan dengan bijaksana, khususnya bagi para orang tua dan orang yang rentan terserserang pemyakit. Karena, lanjut Profesor Meijer, 75 persen populasi di dunia saat ini terpapar sinar buatan di malam hari dan paparan sinar yang konstan juga didapati di unit perawatan intensif. Tak hanya itu, masalah paparan sinar buatan ini juga menghantui para pekerja shift malam.

"Kita sekarang dipengaruhi oleh kurangnya siklus (gelap dan terang alami) itu," ujar Profesor Meijer.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement