Kamis 12 May 2016 06:43 WIB

Waspada, Membedong Bayi Berisiko Kematian Tiba-tiba

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Bayi dibedong
Foto: flickr
Bayi dibedong

REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah analisa terbaru dari Inggris menemukan bahwa membedong bayi memiliki risiko yang membahayakan. Membedong bayi ketika bayi tidur tengkurap atau menyamping dapat meningkatkan risiko sindrom kematian bayi tiba-tiba (SIDS).

Kepala peneliti Dr Anna Pease mengatakan pada mulanya penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Bristol ini tidak berfokus pada pembedongan bayi yang merupakan cara tradisional untuk membuat bayi tenang dan terlelap, melainkan berfokus pada SIDS. Tim peneliti, lanjut Anna, kemudian mengkaji empat peneltiian yang telah dilakukan dalam kurun waktu 20 tahun.

Dari pengkajian atas penelitian terkait SIDS tersebut, Anna mengatakan ia dan timnya berupaya untuk menemukan penyebab dari SIDS pada bayi. Melalui penelitian yang mencakup berbagai data dari Inggris, Tasmania, Chicago dan Amerika Serikat ini Anna dan timnya juga berupaya untuk mencari jawaban terkait ada atau tidaknya pengaruh membedong bayi dengan SIDS.

"Kami coba mengumpulkan bukti apakah ada hubungan antara membedong untuk tidur dan SIDS," jelas Anna seperti dilansir The Malay Mail Online.

Dari penelitian tersebut, tim menemukan bahwa risiko SIDS meningkat ketika bayi tertidur menyamping atau tengkurap dalam keadaan dibedong. Risiko SIDS meningkat daua kali lipat ketika bayi yang dibedong diposisikan tidur menyamping.

(baca: Dokter Sarankan Bayi Lepas Popok Sekali Pakai di Rumah)

Risiko SIDS pada bayi yang lebih dewasa pun cenderung lebih tinggi. Pasalnya, seiring bertambahnya usia sang bayi, bayi tersebut mulai memiliki kemampuan untuk berguling. Oleh karena itu, ketika bayi yang lebih dewasa dibedong saat tidur, ada kemungkinan ia akan berguling ke dalam posisi tengkurap atau menyamping yang berisiko membahayakan nyawa.

"Membedong saat tidur seharusnya tidak disarankan. Sebagian besar bayi mulai dapat berguling ketika memasuki usia 4-6 bulan," tambah Anna.

Meski begitu, Anna mengakui bahwa penelitian yang mereka lakukan masih sangat terbatas. Pasalnya, hanya ada empat hasil penelitian berbeda yang mereka kaji. Dari keempat hasil penelitian tersebut, Anna mengatakan tidak ada yang memberikan penjelasan tepat terkait pembedongan bayi, sehingga ia dan timnya cukup sulit mengambil kesimpulan.

Terlepas dari keterbatasan tersebut, hasil penelitian Anna dan tim mendukung dihindarkannya bayi dari posisi tengkurap dan menyamping. Selain itu, hasil ini juga dapat menjadi masukan bagi para orang tua yang membedong bayi untuk lebih berhati-hati dengan posisi tidur anak mereka agar tidak mengalami SIDS.

"Dalam praktiknya, apa yang dapat para orang tua ambil dari penelitian ini adalah jika mereka memilih untuk membedong bayi agar tidur, selalu letakkan bayi mereka dengan telentang, dan mulai pertimbangkan kapan waktu yang tepat untuk tidak lagi membedong bayi agar tidur seiring dengan bertambahya usia bayi dan kemampuan mereka untuk bergerak," pesan Anna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement