Sabtu 16 Apr 2016 07:49 WIB

IDI: Waspadai Komplikasi Penyakit Diabetes

Diabetes
Diabetes

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK - Sekretaris Ikatan Dokter Indonesia Kalimantan Barat Nursyam Ibrahim menyarankan masyarakat Kalimantan Barat untuk mewaspadai komplikasi penyakit diabetes karena penyakit tersebut saat ini menjadi momok menakutkan pada dunia medis.

Sejumlah penyakit komplikasi itu antara lain kerusakan mata hingga kebutaan, kerusakan ginjal sehingga harus cuci darah, kerusakan jantung hingga menjadi serangan jantung, dan sistem pembuluh darah menjadi hipertensi.

Begitu banyak komplikasi yang disebabkan oleh diabetes, sehingga ini menjadi momok yang sangat menakutkan pada dunia medis, sehingga Badan Kesehatan Dunia dan Indonesia memandang perlu untuk melakukan upaya prefentif pengendalian penyakit diabetes.

"Bahkan WHO merasa lebih takut terhadap diabetes dari pada HIV, karena dampak komplikasi yang disebabkannya terhadap tubuh lebih besar dan banyak masyarakat kita yang masih belum tahu akan hal itu," katanya, Sabtu.

Nursyam menambahkan berdasarkan data yang dimilikinya, saat ini, 20-22 juta dari total populasi masyarakat Indonesia menderita diabetes. Sementara untuk Kalbar, ada sekitar 300-500 ribu masyarakat yang menderita penyakit tersebut.

Dia mengatakan, penyakit bersifat jangka panjang yang lebih disebabkan oleh perubahan gaya hidup itu secara otomatis akan membebani negara karena untuk subsidi kesehatan yang diberikan pemerintah jelas akan membengkak, karena diabetes merupakan salah satu penyakit yang harus diobati seumur hidup.

Baca juga, Kurang Olahraga Salah Satu Penyebab Diabetes. 

"Jika penyakit yang disebabkan infeksi, pengobatannya bisa dilakukan dengan cepat, dimana diobati selama tiga sampai lima hari, bisa sembuh. Berbeda dengan diabetes, penangananya tidak bisa cepat dilakukan bahkan ada yang seumur hidup terus mendapat perawatan," tuturnya.

Beban itu akan menjadi masalah pada pengelolaan keuangan yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Karena, diabetes akan menjadi penyakit komplikasi yang semakin menaikan biaya kesehatan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement