Rabu 02 Mar 2016 09:41 WIB

Misteri Berkurangnya Rasa Gatal Setelah Digaruk Terjawab

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indira Rezkisari
Gatal sekujur tubuh (ilustrasi)
Foto: buzzle.com
Gatal sekujur tubuh (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkah Anda bertanya mengapa rasa gatal bisa berkurang setelah digaruk? Sekelompok ilmuwan dari Washington University di St Louis menemukan bahwa menggaruk menyebabkan otak melepaskan hormon bahagia atau serotonin yang membuat rasa gatal mereda bahkan hilang.

Gatal atau pruritus bisa disebabkan banyak hal, mulai dari iritasi ringan hingga kondisi tertentu, disebut eksim. Meski demikian, kebiasaan menggaruk berlebihan sesungguhnya membuat rasa gatal itu sendiri semakin parah.

Menggaruk meredakan gatal sebab menghasilkan sebagian kecil rasa sakit. Ini mendorong sel-sel saraf (neuron) di sumsum tulang belakang mengirimkan sinyal rasa sakit ke otak mengalahkah sinyal rasa gatal. Akibatnya, rasa gatal hilang sementara.

"Menggaruk bisa meredakan gatal karena menciptakan rasa sakit ringan. Namun, setelah tubuh merespon sinyal rasa sakit itu semuanya, rasa gatal akan semakin parah," ujar Zhou Feng, salah satu peneliti, dilansir dari IFL Science, Rabu (2/3).

Serotonin dalam waktu singkat mengurangi rasa sakit di otak dan meneruskannya ke sumsum tulang belakang. Dari sana, sinyal bergerak ke neuron-neuron yang memengaruhi intensitas gatal dan membuat rasa gatal kian parah.

Serotonin memainkan begitu banyak peran penting dalam tubuh, seperti mengatur suasana hati, mengatur metabolisme tulang, namun sesungguhnya bukan pengobatan terbaik untuk dikembangkan sebagai obat gatal. Teknik pengobatan sesungguhnya bisa dilakukan dengan mengganggu salah satu reseptor yang digunakan serotonin untuk mengaktifkan neuron-neuronnya, sehingga peneliti bisa menemukan terapi gatal terbaik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement