Jumat 26 Feb 2016 07:54 WIB

Disfungsi Ereksi Erat Hubungannya dengan Penyakit Jantung Koroner

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu penyebab disfungsi ereksi dikatakan berkaitan erat dengan kesehatan jantung yang buruk.
Foto: pixabay
Salah satu penyebab disfungsi ereksi dikatakan berkaitan erat dengan kesehatan jantung yang buruk.

REPUBLIKA.CO.ID, Permasalahan disfungsi ereksi seringkali terjadi pada para pria dewasa. Penderitanya tak sedikit yang kemudian bermasalah dalam rumah tangganya.

Menurut dokter ahli urologi RS Premier Jatinegara, Dr. Nouval, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS setiap pria dapat mengalami disfungsi ereksi seiring dengan bertambahnya usia. Pada saat usia pria bertambah, masalah disfungsi ereksipun semakin banyak dijumpai.

"Gangguan tersebut bisa terjadi karena adanya kelainan pada pembuluh darah penis, sehingga mengakibatkan ereksi hanya dapat dipertahankan dalam waktu singkat saja. Tentunya hal ini dapat menjadi masalah bagi keharmonisan setiap pasangan," ungkapnya.

Disfungsi ereksi gejalanya bisa ringan hingga berat. Gangguan ini disebabkan oleh kelainan pembuluh darah, akibat pola hidup yang tidak sehat, merokok, mengkonsumsi alkohol, kurang berolahraga, adanya gangguan saraf, fakto psikis atau akibat pasien menderita penyakit-penyakit degeneratif seperti jantung, hipertensi, prostat, diabetes dan lainnya.

Jika dahulu disfungsi ereksi sering disebut dengan gangguan impotensi, akan tetapi saat ini istilah tersebut sudah tidak boleh digunakan lagi. Hal ini menurut Nouval, dikarenakan arti dari impotensi sudah ekstrim.

"Biasanya pria yang mengalami disfungsi ereksi erat kaitannya dengan penyakit jantung koroner. Dampaknya selain mengganggu keharmonisan rumah tangga, juga dapat mempengaruhi kualitas hidup pria. Akibatnya mereka menjadi minder dan tidak percaya diri," jelas dia.

Selain itu, Nouval juga mengungkapkan bahwa prevalensi penderita gangguan disfungsi ereksi di Indonesia sebenarnya sangat banyak. Namun, untuk angka pastinya tidak dapat diukur karena sebagian pria yang mengalami gangguan ini enggan untuk berobat ke dokter.

Padahal, para dokter menyarankan apabila terjadi gangguan dalam berhubungan seksual, yang paling ideal harus diperiksakan ke dokter. Sedini mungkin sebaiknya para pria harus benar-benar menjaga kesehatan seksualnya.

"Gangguan disfungsi ereksi ini bagaikan fenomena gunung es, banyak yang mengalami tapi sulit di lacak. Penderita disfungsi ereksi rata-rata berusia 40 tahun ke atas, seiring dengan bertambahnya usia tersebut juga berkaitan dengan munculnya penyakit-penyakit degeneratif," tambah Nouval.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement