Selasa 23 Feb 2016 10:29 WIB

Mikrosefalia Pada Bayi tak Hanya Disebabkan Virus Zika

Rep: Aprilia Safitri Ramdhani/ Red: Indira Rezkisari
Ana Beatriz, bayi berusia empat bulan, yang terlahir dengan mikrosefalia diduga akibat virus zika di Brasil.
Foto: EPA
Ana Beatriz, bayi berusia empat bulan, yang terlahir dengan mikrosefalia diduga akibat virus zika di Brasil.

REPUBLIKA.CO.ID, Selama ini, publik beranggapan bahwa mikrosefalia yang terjadi pada bayi di Brasil baru-baru ini diakibatkan oleh virus zika. Akan tetapi, ternyata hal tersebut tidak selalu saling berkaitan dan belum ada bukti terkait mengenai hal tersebut.

 

Virus zika sendiri bukan merupakan penyakit baru. Virus ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu, dan pertama kali ditemukan pada spesies monyet di hutan Uganda.

 

Diindikasikan bahwa virus zika identik dengan demam tinggi, dan kelainan otak yang mengecil pada seorang bayi ketika lahir. Seperti halnya beberapa kasus di Brasil belakangan ini, yang sempat menjadi pemberitaan dunia hingga sekarang.

 

Namun, terkait hal tersebut WHO masih tetap mengimbau kepada seluruh masyarakat dan tenaga medis untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai kasus ini. Menurut Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman penyebab bayi menderita mikrosefalia didukung oleh banyak faktor. Bisa diakibatkan ibu yang kekurangan gizi pada saat hamil, konsumsi obat-obatan pada saat hamil dan lainnya.

 

“Meskipun demam dengue yang menjadi ciri khas DBD dan zika juga bisa menimbulkan kelainan janin, akan tetapi hal tersebut tidak selalu saling berkaitan. Infeksi virus atau bakteri pada ibu, semasa hamil juga bisa mempengaruhi. Perjalanan virus penyebab mikrosefali sendiri dicurigai melalui darah,” ungkapnya dalam acara Diskusi Panel Virus Zika di Ruang Senat FKUI Jakarta, beberapa waktu lalu.

 

Sementara itu, menurut Dr. dr Leonard Nainggolan, SpPD-KPTI akibat yang ditimbulkan oleh virus zika memang menyebabkan kecacatan kontingental pada seseorang. Hal inilah yang kemudian membuat para medis berkesimpulan bahwa zika dan mikrosefalia saling berhubungan.

 

Padahal, untuk menarik hipotesis mengenai hal tersebut masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Tetapi, jika seorang bayi sudah menderita mikrosefalia dipastikan ia akan mengalami kecacatan seumur hidup, karena adanya gangguan pada otak sehingga mengganggu proses berpikir mereka.

 

“Disinilah pentingnya pencegahan, sambil menunggu penelitian lebih lanjut mengenai hal ini. Maka, sebaiknya kita patut menghindari hal-hal yang dicurigai mengakibatkan bayi terkena mikrosefalia akibat virus zika. Karena zika ditularkan melalui gigitan nyamuk, untuk itu kita harus memberantas vector-vektornya,” tutup dia dalam kesempatan yang sama.

(baca: Menyusui Dua Bayi Sekaligus? Ini Triknya)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement