Rabu 27 Jan 2016 08:09 WIB

Penderita Kanker Payudara yang Berhenti Merokok Miliki Kesempatan Hidup Lebih Lama

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Meningkatnya angka perokok di Asia diprediksi akan memicu naiknya angka penderita kanker paru.
Foto: Prayogi/Republika
Meningkatnya angka perokok di Asia diprediksi akan memicu naiknya angka penderita kanker paru.

REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Tidak pernah terlambat untuk berhenti merokok pada seorang penderita kanker payudara. Sebuah penelitian menunjukkan konsekuensi kesehatan jangka panjang penderita yang berhenti merokok setelah didiagnosa daripada penderita kanker payudara yang tetap merokok.

"Mereka yang berhenti merokok setelah diagnosis, memiliki risiko kematian akibat kanker payudara 33 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang terus merokok," ujar pemimpin penelitian Michael Passarelli, seorang ahli epidemiologi kanker di University of California, San Francisco.

Penelitian tersebut melibatkan lebih dari 20.600 wanita penderita kanker payudara. Penelitian tersebut merupakan salah satu penelitian terbesar kebiasaan merokok pada wanita dengan riwayat kanker payudara. Penelitian itu menilai sebelum dan setelah diagnosis. Sebagaimana dipublikasikan dalam Journal of Clinical Oncology dan dilansir dari WebMD Selasa (26/1).

"Studi kami menunjukkan konsekuensi yang dihadapi perokok aktif dan sudah berhenti dengan sejarah kanker payudara," kata Passarelli,

Studi observasional juga menyebutkan wanita dengan kanker payudara akan memperoleh manfaat jangka panjang dengan berhenti merokok. Penelitian yang diikuti peserta berusia rata-rata belasan tahun ini pun setelah diagnosis, membandingkan penyebab kematian di antara empat kelompok: yakni wanita yang tidak pernah merokok, Wanita yang merokok dan berhenti sebelum diagnosis, wanita yang merokok dan berhenti setelah diagnosis, dan wanita yang terus merokok setelah diagnosis.

Sebelumnya juga terdapat studi yang menyebutkan ada kemungkinan hubungan sebab akibat antara kanker payudara dan merokok. Selain itu juga, ada spekulasi risiko terkena kanker payudara pada perokok bergantung pada berapa lama dia merokok.

Perokok aktif satu tahun sebelum diagnosis kanker payudara lebih mungkin untuk meninggal akibat kanker payudara, kanker pernapasan, penyakit pernapasan lainnya, atau penyakit kardiovaskular dibandingkan wanita yang tidak pernah merokok. Risiko kematian tertinggi akibat kanker payudara terjadi pada perokok jangka panjang. Juga pada mereka yang merokok berat, atau mantan perokok yang berhenti kurang dari lima tahun sebelum diagnosis kanker payudara.

Misalnya, satu dari sepuluh pasien kanker terus merokok setelah diagnosis dan mereka lebih mungkin dibandingkan orang yang tidak pernah merokok dan mantan perokok meninggal karena kanker payudara.

"Program berhenti merokok harus dianggap sebagai bagian dari terapi kanker," kata Passarelli.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement