Jumat 16 Oct 2015 09:00 WIB

Polusi Udara Tewaskan 1 Juta Orang per Tahun di Cina

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Polusi Udara
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Polusi Udara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polusi udara sejak lama menjadi masalah di Cina. Industri berat dan efek rumah kaca mengisi udara kota dengan asap, gas beracun di ozon. Polusi udara di Cina membunuh hingga satu juta orang per tahun.

Penelitian terbaru tentang dampak kesehatan polusi udara di luar ruangan menunjukkan bahwa ini bertanggung jawab terhadap kematian tiga juta bayi prematur di seluruh dunia per tahunnya. Jumlah ini diperkirakan bisa menjadi dua kali lipat pada 2050 mendatang.

Penelitian yang diterbitkan di Journal of Nature ini melihat bagaimana polutan berkontribusi tinggi di pelbagai belahan dunia dalam menyebabkan kematian akibat paru-paru dan jantung. Negara padat seperti India dan Cina merupakan negara dengan polusi udara tertinggi di dunia.

Dilansir dari IFL Science Jumat (16/10) lebih dari 1,3 juta jiwa meninggal setiap tahunnya karena polusi udara di Cina. Kota besar, seperti Beijing mengalami penurunan kualitas udara cepat seiring pertumbuhan ekonomi dan gaya hidup kelas menengah perkotaan nan berkembang. Kipas tradisional dari kertas telah digantikan dengan AC dimusim panas.

Beberapa abad lalu Beijing hanya memiliki satu juta kendaraan. Sekarang, jumlahnya lima kali lipat yang membawa asap knalpot dan membuat jalanan macet. Warga Cina pun selalu mengenakan masker di luar rumah. Menangani masalah polusi udara di Cina tanpa mengganggu pertumbuhan ekonomi tampaknya hanya membuat pemerintah semakin sakit kepala.

Kualitas udara di Beijing teramat buruk akibat polusi pabrik, peternakan, dan energi rumah tangga. Kabut asap memanjang ratusan kilometer jika dilihat daricitra satelit.

Salah satu cara yang saat ini digerakkan pemerintah Cina adalah memindahkan sebagian pabriknya dari Beijing. Pembangkit listrik dari batu bara juga mulai dikurangi dan beralih ke gas.

Cina saat ini memimpin dunia dalam produksi energi terbarukan dengan investasi besar pada energi matahari, angin, dan air. Energi terbarukan memasok 10 persen nasional dan diharapkan meningkatkan hingga 16 persen pada 2020. Semua dilakukan untuk menjadikan langit Cina biru kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement