Senin 14 Sep 2015 03:13 WIB

2030, Penderita Parkinson Diperkirakan akan Bertambah

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
Nyeri sendi. Ilustrasi
Foto: coolhealthtips.com
Nyeri sendi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parkinson merupakan salah satu penyakit yang berhubungan dengan saraf tubuh manusia. Penyebabnya pun beragam. Penyakit ini juga bisa menyerang siapa saja. Meski pada umumnya menyerang seseorang di atas usia 40 tahun.

Menurut dr Made Agus M. Inggas, SpBS selaku dokter spesialis bedah saraf dari Parkinson’s and Movement Disorder Center Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk Jakarta, berdasarkan data saat ini jumlah pasien parkinson diperkirakan akan meningkat menjadi 6.17 juta pada tahun 2030. Faktor penyebabnya tak lain akibat pengaruh lingkungan yang buruk, makanan yang dikonsumsi dan faktor genetik.

Dengan teknologi terkini dan tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis bedah saraf, dokter spesialis saraf, psikiater, rehabilitasi medis, ahli patologi bicara, dan ahli nutrisi, para dokter berharap penderita penyakit gangguan gerak dapat ditangani dengan maksimal dan kembali memiliki hidup yang berkualitas. Jika sudah merasakan gejala awal parkinson, Made menyarankan agar pasien segera berkonsultasi ke dokter.

 

"Kalau sekiranya seseorang sudah merasa memiliki tanda-tanda dari parkinson, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter spesialis. Tujuannya untuk mendapatkan pengobatan yang tepat, apakah itu melalui obat-obatan ataupun operasi," kata Made.

 

Langkah penanganan yang tersedia untuk penyakit ini adalah fisioterapi, obat-obatan, dan jika perlu, operasi. Akan tetapi menurutnya tindakan operasi dilakukan apabila gejala parkinson sudah parah, sehingga pasien tidak dapat lagi menggerakan salah satu bagian tubuhnya.

"Jika gejalanya cenderung ringan, maka  tidak perlu dilakukan penanganan khusus. Tapi demi mengetahui perkembangan kondisi pasien, lagi-lagi pemeriksaan rutin wajib untuk dilakukan," tambahnya.

 

Made pun mengungkapkan bahwa, bahwa masyarakat tidak perlu khawatir jika terserang penyakit ini, pasalnya saat ini perkembangan pengobatan untuk penyakit parkinson sendiri sudah cukup maju. Penderita kondisi ini bisa hidup semaksimal mungkin dengan menjalani kemajuan teknik pengobatan dan penanganan yang ada. Seiring dengan perkembangan pengobatan tersebut, penderita parkinson nantinya diharapkan agar dapat hidup mandiri dan tidak memerlukan bantuan orang lain dalam melakukan rutinitas sehari-hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement